Kurang lebih seperti itukah bunyinya, aku juga kurang ingat, maklum bukan ustad yang biasa menghafal banyak dalil. Menurutku dalil itu bukan bahan mainan yang senak kita menafsirkan sesuka hati, dalil dan hadist sangat butuh penafsiran yang maha bersih dan suci. Sepotong dua potong akan membuat makna yang berbeda dan cenderung kepada kesalahan, aku tak berani memakai nya jika aku tak benar benar tau rujukan yang sahih akan tafsirnya.
Namun menurutku Tuhan itu sangat powerfull DIA bekerja dengan banyak cara untuk agar hambanya mendekatkan diri, Orang tak kenal agama tak bisa baca alquran dan hanya membuka mencium nya setiap malam menjelang tidur dengan tetesan air mata nya dengan tulus, beliau meninggal dengan wangi dan bercahaya kubur nya.
Dan banyak mereka yang sok alim tak bolos ke masjid sujud sampai kening nya menghitam, tapi hati nya kering kerontang tanpa bisa mengerti akan kebaikan orang lain dan rasa bersyukur cenderung keras hati dan suka mencela dan berprasangka buruk juga amat sangat banyak masih bernafas. Misteri alam yang sangat sulit di mengerti oleh para hati yang telah tertutup pintu makna.
Aku bernyanyi sendiri, dengan penuh penjiwaan, kubayangkan saja untuk istriku yang keras hati itu, aku lupakan sejenak sifat dan sikap nya. Hanya sekedar agar aku dapat cemistri dalam alunan musik nya, ahh setan menyedihkan sekali nasib ku. Sambil bersandar di pohon sawit nan rindang tak terasa hari sudah mulai agak gelap dan baterai juga sebentar lagi habis.
Memang sial signal ini tak boleh orang bahagia barang sebentar, handphone begitu panas karena ic signal bekerja extra mencarinya. Makin tak sabar aku balik ke jawa dan menikmati rutinitas ku seperti semula. Dan aku masih mencoba bersabar untuk mu istriku. Dan smartphone mati karena kehabisan daya....
bersambung.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H