Mohon tunggu...
Erick Tan
Erick Tan Mohon Tunggu... Teknisi - Pengamat Penelusur Pelurus Sejarah

PRIBADI BIASA MENOLAK SEGALA SISTEM PENINDASAN SEGALA BIDANG DAN ASPEK KEHIDUPAN DALAM SEGALA EKSPRESI HIDUP MAKHLUK BERTUHAN.NASIONALIS DAN RELIGIUS MENDAMBAKAN RAHMATAN LIL ALLAMIN DALAM BERSOSIALITAS DAN SEGALA BENTUK WADAH NYA.BUMI ADALAH TEMPAT BERPIJAK YANG HARUS DI BERSIHAKAN DARI ANGKARA MURKA DAN KESERAKAHAN AKIBAT KEMUNGKARAN.HIDUP DINAMIS BERSAMA ALAM DAN PEMILIK NYA.AMIEN

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mencoba Melupakan Kerasnya Hati Istriku, Eps 02

31 Maret 2019   21:02 Diperbarui: 31 Maret 2019   21:30 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku mencoba meraba mata ini dan mengusapnya pelan karena terpapar sinar yang meronta melalui celah kecil di antara atap seng di atas kamar ini. Astaga hari sudah lah terik ternyata. Dengan perasaan malas aku coba bangun dari lantai kamar, yah aku memang suka tidur tanpa alas apapun hanya lantai begitu saja asal bersih sudah cukup bagiku.

Aku hampir tidak tahu pasti jam berapa kemarin aku tertidur pulas. Ah untung nya listrik sudah lah menyala kembali ku raih handphone dan ku tancapkan charger karena mati dengan sendirinya kehabisan baterai.

Handphone jaman sekarang meskipun kapasitas baterai sangat besar dan sudah mendukung fast charging, seakan semua itu menjadi fitur yang amat sangat mubazir. Karena gawai akan terus menerus menguras daya karena sibuk mencari dan mengumpulkan signal.

Negara yang begitu kaya menjadi miskin secara desain, internet yang lambat dan sering sirna tanpa kata membuat banyak orang mudah emosi dan melemparkan umpatan di setiap media provider yang tersedia.

Apa pasal memang begitu faktanya hanya perang iklan tanpa bukti, ku kira hanya aku sendiri yang merasa bahwa ketika internet sulit berjaya seperti merasa terjajah tanpa bisa membalas sedikitpun.

Aku sudah beberapa minggu ini tak membuka game battleground kesukaan ku, Internet yang amat sangat lambat membuat tak bisa mengakses meski sekedar browsing untuk membaca media berita yang makin absurd, satu perusahan memiliki portal disetiap propinsi bahkan kota terkenal si seluruh negeri ini dan dihari yang sama berhari kedepan mereka akan menampilkan satu topik berita yang sama dan di goreng sampai klimax tertentu.

Media dan jurnalis makin tak membuat orang pintar, jurnalis freelance para sarjana gado gado penjual berita tanpa kredibilitas, asal laku jadi nasi bungkus, ahhsudahlah mungkin mereka tercetak oleh skripsi hasil jual beli. Gado gado cabe satu, sangat manis hingga susah di telan,ah suek jadi lapar perut ini.

Seperti biasa aku raih handuk dan menyalakan sebatang rokok. Lalu pergi nongkrong di tempat favorite paling nyaman dan aman itu jika tak banyak nyamuk berterbangan bagai pesawat dibandara yang kini makin sepi karena permainan tiket kartel dan minyak bahan bakar, rakyat kembali jadi korban kebiadaban kartel ini.

Aku juga bingung ketika memilih moda tuk pulang nanti, barang ku banyak tiket mahal bagasi tak lagi gratis sedang aku tak bisa naik bis atau perjalan via darat jika tak bawa setir sendiri, mual adalah alasan ku.

Hmmm yang penting nongkrong dulu, yups closet adalah tempat favorite pertama kali ketika bangun tidur pagi di setiap hari ku. Aku bisa berjam jam disana hanya untuk tuntas kan rasa puas si perut mulas, sambil menikmati hisapan tembakau hisap demi isap, nikmat dan nyaman sekali.

Waktunya ritual dua hari sekali, yaitu keramas. Makin tua makin habis saja rambut ini, rontok bagai daun di musim gugur di musim subtropis belahan dunia lain sana, yang tak di punyai negara ini. Ini juga salah satu alasan mengapa aku memanjang kan rambut ku, ya agar tak terlihat sepi, di ubun ubun sudah begitu terlihat kosong memutih kulit kepala bagai rumput stadion kebanggaan yang sangat buruk nan mati itu hahaaa.

Setidaknya membuat pemain luar negeri susah tuk mengontrol bolanya disini, tapi apa lacur negara ku tetap menjadi pecundang abadi, mental para pemain yang makin tahun makin menyedihkan karena terbiasa bermain sepakbola gajah, kasus yang tak kan kunjung selesai, karena melibat kan banyak pimpinan yang makan uang suap para calo dan bandar judi, mental yang parah.

Ritual sudah selesai mau makan tapi malas, beberapa hari ini aku tak bernafsu untuk makan. Hanya kopi hitam yang menjadi andalan ku. Tapi ku lihat tas dipojokan kamar sudah kotor sejalan dengan pakaian kotor yang menumpuk, akhirnya aku putus kan tuk mencuci mereka dan jika beruntung hari ini tetap terik akan cepat kering.

Namun disini meski cuaca begitu terik pakaian basah sulit tuk kering. Berbeda dengan di surabaya tanpa matahari pun cucian akan kering, dan hawa nya juga berbeda, sangat tidak enak sekali.

Tiba terik debu terbang bak flare para supporter bola yang tercipta oleh hilir mudik wahana angkut perusahaan sawit dan jika hujan tiba meski sebentar tanah sudah becek silicin licinnya, tanah gambut yang menyebalkan. Hampir tak bisa berjalan kaki dengan tenang disini, karena begitu basah licin seperti air sabun yang setiap saat bisa menjatuhkan mu karena terpeleset.

Hmmm aku bingung melakukan apa, baca berita online isinya cuma seperti itu saja, jika bukan hal artis yang pamer kekayaan ya mereka yang terkena kasus, lain itu para manusia busuk tentang pemerkosaan dan pembunuhan, yah desain yang sudah sukses, desain akhir tahun 90an. Aku sejenak teringat lagu nya anji yang terbaru menunggu kamu pulang.

Aku raih handphone dan aku coba unduh kembali aplikasi karaoke itu, sial juga aku tak punya akses vip agar aku bisa menyanyikan lagu solo, karena terkadang susah menemukan pasangan duet dengan kolab dari orang yang sudah merekam tuk opsi duet. Ku lihat pulsa tinggal 14 ribu cukup untuk vip satu bulan, sikat pikir ku tanpa berlama lama.

Satu kali dua kali take tak susah untuk mendapatkan hasil yang lumayan menurutku daripada manyun, jika kulihat video klip di chanel youtube official nya, video klip nya terlalu lebay dan terkesan tak cocok.

Meski sama sama menunggu, Apa yang di lakukan seorang tentara ketika di tugaskan ke medan taruna, apa yang harus di risaukan tak mungkin juga mereka akan melirik perempuan lain, sedang isi lagu menekan kan untuk sang tentara agar mengingat sang istri yang selalu menunggu, apa coba.

Fikir ku lebih tepat jika sang suami bekerja kemana atau dimana hingga sang istri merasa perlu agar suami mengingat nya untuk setia karena istrinya selalu setia menunggu itu lebih tepat sasaran, hal ini membuat aku enggan menonton film nya. Sejurus dengan itu mungkin aku merasa ingin mengirim lagu ini ke istri ku di sana, tapi sekali lagi aku urungkan niat itu.

Karena sifat nya yang begitu keras dan egois itu hampir tak ada sisi romantis sama sekali. Apapun yang kulakukan seromantis apapun yang aku bangun demi menunjukan rasa sayang ku ini, akan percuma dan termentahkan begitu saja, bisa bisa tanpa balasan sekedar kata terima kasih dan senyum atau kata ohh so sweet, malah sering aku mendapat celaan dan permusuhan.

Oh Tuhan sampai kapan ini akan terjadi, aku mohon kan kuasa Mu untuk merubah hati istriku barang secuilpun sangat berarti agar perjalanan ini sedikit melegakan hati mengusir lelah ku bekerja. Tapi memang benar apa firman Tuhan yang mengatakan bahwa Tuhan tidak akan merubah hidup suatu kamu jika kaum itu tak berniat merubah nya sendiri.

Kurang lebih seperti itukah bunyinya, aku juga kurang ingat, maklum bukan ustad yang biasa menghafal banyak dalil. Menurutku dalil itu bukan bahan mainan yang senak kita menafsirkan sesuka hati, dalil dan hadist sangat butuh penafsiran yang maha bersih dan suci. Sepotong dua potong akan membuat makna yang berbeda dan cenderung kepada kesalahan, aku tak berani memakai nya jika aku tak benar benar tau rujukan yang sahih akan tafsirnya.

Namun menurutku Tuhan itu sangat powerfull DIA bekerja dengan banyak cara untuk agar hambanya mendekatkan diri, Orang tak kenal agama tak bisa baca alquran dan hanya membuka mencium nya setiap malam menjelang tidur dengan tetesan air mata nya dengan tulus, beliau meninggal dengan wangi dan bercahaya kubur nya.

Dan banyak mereka yang sok alim tak bolos ke masjid sujud sampai kening nya menghitam, tapi hati nya kering kerontang tanpa bisa mengerti akan kebaikan orang lain dan rasa bersyukur cenderung keras hati dan suka mencela dan berprasangka buruk juga amat sangat banyak masih bernafas. Misteri alam yang sangat sulit di mengerti oleh para hati yang telah tertutup pintu makna.

Aku bernyanyi sendiri, dengan penuh penjiwaan, kubayangkan saja untuk istriku yang keras hati itu, aku lupakan sejenak sifat dan sikap nya. Hanya sekedar agar aku dapat cemistri dalam alunan musik nya, ahh setan menyedihkan sekali nasib ku. Sambil bersandar di pohon sawit nan rindang tak terasa hari sudah mulai agak gelap dan baterai juga sebentar lagi habis.

Memang sial signal ini tak boleh orang bahagia barang sebentar, handphone begitu panas karena ic signal bekerja extra mencarinya. Makin tak sabar aku balik ke jawa dan menikmati rutinitas ku seperti semula. Dan aku masih mencoba bersabar untuk mu istriku. Dan smartphone mati karena kehabisan daya....

bersambung.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun