Mohon tunggu...
Erik Sulton
Erik Sulton Mohon Tunggu... Jurnalis - mahasiswa

alahumma yassir wala tu'assir

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dampak Pandemi dan Resesi Ekonomi bagi Para Nelayan

23 Januari 2021   19:42 Diperbarui: 23 Januari 2021   19:47 393
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pandemi COVID-19 menyebabkan dampak negatif dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk perekonomian. Tidak hanya di Indonesia, negara-nega maju seperti Prancis, Amerika, Inggrid dll mengalami pertumbukan ekonomi yang negatif, bahkan negara itu telah masuk pada asa resesi ekonomikarena pertumbuhan ekonomi negara tersebut selalu negatif.

Secara singkat, resesi ekomoi merupakan pelemahan atau penurunan aktivitas perekonomian di tanndai penurunan produk domistik bruto(PDB). Mentri keuangan Sri Mulyani memprediksi pertumbuhan ekonomi tetap minus pada kisaran 2,9-1,1%  apabila prediksi itu benar, maka Indonesia resmi memasuki masa resesi ekonomi. Dalam sektor perikanan, terutama bagi para nelayan, resesi ekonomi amerupakan penyakit baru di saat masa pandemi berum terobati, ibarat sudah jatuh,tertimpa tangga.

Pandemi COVID-19 dirasakan kalangan masyarakat, baik bagi kalangan menengan atas dan menengah kebawah, tak terkecuali  bagi para nelayan yang tingga di kawasan pesisir serta masyarakat yang memiliki ketergantungan tinggi terhadap sumber daya perikanan.

Kurangnya perlindungan dari Negara membuat keluarga para nelayan kini menjadi kelompok paling rentan terkena dampaknya pandemi COVID-19 di indonesia, pemerintah diharapkan sesegera mungkin memberikan perhatiannya kepada para nelayan yang rentan terdampak penyebaran COVID-19

Dampak pandemi bagi nelayan

Sekitar 80% lebih nelayan indonesia merupakannelayan skala kecil yang menggatungkan kehidupannya dari tangkapan ikan. Penelitian Bennet Dkk (2020) mengungkapkan, hasil tangkapan ikan merupakan jantung bagi produk perikanan. Harga-harga ikan hasil tangkapan mulai menurun, yang menyebabkan pendapatan nelayan menjadi berkurang, belum lagi penutupan di beberapa wilayah yang menyebabkan rantai pasokan ikan menjadi terganggu (Mardhia Dkk, 2020).

Tidak hanya itu saja, masalah lainya ketika rantai distribusi ikan terganggu, berdampak berat kepada daerah --daerah pesisir yang tidak memiliki cold storage  sebagai tempat penampungan ikan. Yang terjadi, antara hasil tangkapan terbuang sia-sia  ataupun  di jual dengan harga yang sangat murah. Dalam kondidi ini, para nelayan lah yang menjadi korbannya.

Dampak Resesi Ekonomi Bagi Para Nelayan

Setidaknya ada tiga   hal berpotensi dampak resesi ekonomi bagi para nelayan, ini makin memperparah kerugian para nelayan, yang sebelumnya terkena imbas dari pandemi yang 

Pertama Resesi ekonomi akan berdampak pada penurunan daya beli masyarakat , ketika permintaanmenurun, penjualan akan semakin berkurang yang mengakibatkan harga menjadi anjlok.

Para nelayan kecil pihal yang paling terdampak, meski musim sedang bagus kalau sepi pembeli, sama saja seperti musim paceklik, apalagi kalau resesi terjadi pada musism paceklik.

Kedua Industri perikanan skala besar juga terganggu, akibatnya pelabuhan kapal-kapal penagkapan ikan berhenti beroprasi, hal ini mengakibatkan pengurangan karyawan.

Ketiga Nelayan dapat dikatakan sebagai pekerja informal. Untuk itu mush terbesar sebagai dampak resesi ekonomi bukanlah PHK melainkan berhutang, di karenakan adanya pandemi pendapatan menurun drastis sehingga mau tidak mau harus berhutang untuk bertahan hidup.

Peran pemerintah

Pemerintah sudah berupaya keras membantu masyarakat dalam menghadapi pandemi ini, ditambah dengan resesi ekonomi. Pemerintah juga memberkan berbagai macam insentif bagi nelayan untuk menghadapi pandemi.

Yang perlu diketahui,apakan insentif pemerintah sudah tepat sasaran, dengan kata lain insentif yang tidak tepat sasaran hanya menambahkan beban pari para nelayan. Pemerintah harus menyediakan insentif perikanan skala besar, dengan berupa pengurangan pajak selama pandemi, pembayaran hutang pinjaman modal dengan bunga ringan dan harus di sertakan dengan persyaratan di mana perusahaan dalam sektor perikanan tidak boleh memecat karyawannya.

Sedangkan bagi para nelayan kecil, dengan di berikan insentif berupa peralatan untuk mengkap ikan  dan uang tunai untuk meringankan mereka kedalam jeratan "Lintah darat"  karena selama ini peran lintah darat(rentenir) sangatlah nyata dalam usaha perikanan (Masyhuri,2014)

DAFTAR PUSTAKA

Kholis, M., Fraternesi., Wahidin,L. .(2020). Prediksi Dampak Covid-19 Terhadap Pendapatan Nelayan Jaring Insang Di Kota Bengkulu. Jurnal Albacor. Vol (4) No 1: 001-011.

Mardia, D., Kautsari, N., Ilham Syaputra, L., Rahmadani, W., & Okta Rasiardhi, C. .(2020). Pnerapan Protokol Kesehatan dan Dampak Covid-19 Teradap Harga Komoditas Perikanan dan Aktivitas Penangkapa. Indonesian Journal of Applied Science and Teknology, 1(2), 80-87.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun