Kedua Industri perikanan skala besar juga terganggu, akibatnya pelabuhan kapal-kapal penagkapan ikan berhenti beroprasi, hal ini mengakibatkan pengurangan karyawan.
Ketiga Nelayan dapat dikatakan sebagai pekerja informal. Untuk itu mush terbesar sebagai dampak resesi ekonomi bukanlah PHK melainkan berhutang, di karenakan adanya pandemi pendapatan menurun drastis sehingga mau tidak mau harus berhutang untuk bertahan hidup.
Peran pemerintah
Pemerintah sudah berupaya keras membantu masyarakat dalam menghadapi pandemi ini, ditambah dengan resesi ekonomi. Pemerintah juga memberkan berbagai macam insentif bagi nelayan untuk menghadapi pandemi.
Yang perlu diketahui,apakan insentif pemerintah sudah tepat sasaran, dengan kata lain insentif yang tidak tepat sasaran hanya menambahkan beban pari para nelayan. Pemerintah harus menyediakan insentif perikanan skala besar, dengan berupa pengurangan pajak selama pandemi, pembayaran hutang pinjaman modal dengan bunga ringan dan harus di sertakan dengan persyaratan di mana perusahaan dalam sektor perikanan tidak boleh memecat karyawannya.
Sedangkan bagi para nelayan kecil, dengan di berikan insentif berupa peralatan untuk mengkap ikan  dan uang tunai untuk meringankan mereka kedalam jeratan "Lintah darat"  karena selama ini peran lintah darat(rentenir) sangatlah nyata dalam usaha perikanan (Masyhuri,2014)
DAFTAR PUSTAKA
Kholis, M., Fraternesi., Wahidin,L. .(2020). Prediksi Dampak Covid-19 Terhadap Pendapatan Nelayan Jaring Insang Di Kota Bengkulu. Jurnal Albacor. Vol (4) No 1: 001-011.
Mardia, D., Kautsari, N., Ilham Syaputra, L., Rahmadani, W., & Okta Rasiardhi, C. .(2020). Pnerapan Protokol Kesehatan dan Dampak Covid-19 Teradap Harga Komoditas Perikanan dan Aktivitas Penangkapa. Indonesian Journal of Applied Science and Teknology, 1(2), 80-87.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H