Mohon tunggu...
Erick M Sila
Erick M Sila Mohon Tunggu... Guru - Pendidik

Menulis adalah mengabadikan diri dalam bentuk yang lain di masa depan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Nilai dan Makna Kerja Tangan Menurut Santo Fransiskus Assisi

24 Juli 2024   14:19 Diperbarui: 24 Juli 2024   14:23 598
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Doc. Pribadi Generate by AI

1. Pendahuluan

Dalam sejarah Kekristenan, beberapa tokoh telah memberikan pengaruh besar melalui ajaran dan teladan hidup mereka. Salah satu tokoh tersebut adalah Santo Fransiskus Assisi, seorang santo Katolik yang dikenal karena pengabdiannya kepada Tuhan dan cintanya terhadap sesama manusia, alam, dan makhluk hidup lainnya. Santo Fransiskus, yang hidup pada abad ke-12 dan ke-13, mendalami konsep kerja tangan sebagai salah satu manifestasi dari spiritualitasnya yang mendalam dan autentik.

Artikel ini bertujuan untuk menjelajahi nilai-nilai dan makna kerja tangan menurut ajaran Santo Fransiskus Assisi, serta implikasinya terhadap kehidupan spiritual dan sosial umat manusia. Konsep kerja tangan dalam ajaran Santo Fransiskus tidak hanya sekedar aktivitas fisik, tetapi juga mencakup dimensi spiritual yang sarat dengan nilai-nilai kerendahan hati, kesederhanaan, dan ketaatan kepada kehendak Tuhan. Kerja tangan merupakan bentuk nyata dari pengabdian dan dedikasi yang mendalam, yang memberikan manfaat tidak hanya bagi pribadi pelakunya, tetapi juga bagi komunitas dan masyarakat luas.

Ruang lingkup artikel ini mencakup beberapa aspek penting dari kerja tangan menurut ajaran dan pengalaman pribadi Santo Fransiskus. Pertama-tama, artikel ini akan membahas latar belakang kehidupan Santo Fransiskus untuk memberikan konteks yang lebih mendalam mengenai pandangannya tentang kerja tangan. Kemudian, artikel ini akan mengeksplorasi secara detil konsep kerja tangan dalam kehidupan Santo Fransiskus, nilai-nilai spiritual yang terkandung di dalamnya, serta dampaknya terhadap komunitas dan masyarakat.

Selanjutnya, artikel ini juga akan mengkaji relevansi prinsip kerja tangan dalam konteks modern dan bagaimana nilai-nilai yang diajarkan oleh Santo Fransiskus dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari masa kini. Akhirnya, akan disajikan kesaksian dan inspirasi dari orang-orang yang terpengaruh oleh ajaran Santo Fransiskus, serta testimoni dari pemimpin gereja dan masyarakat untuk memberikan gambaran yang lebih konkret.

1.1. Latar Belakang Kehidupan Santo Fransiskus

Santo Fransiskus dari Assisi lahir pada tahun 1181 atau 1182 di kota Assisi, Italia, dengan nama Giovanni di Pietro di Bernardone. Ketika ia masih bayi, ayahnya, seorang pedagang kain yang kaya bernama Pietro di Bernardone, memberinya nama "Francesco" yang berarti "orang Prancis", sebagai penghormatan kepada hobi berniaga ayahnya di Prancis.

Fransiskus menjalani masa muda yang penuh dengan kemewahan dan keceriaan. Ia dikenal sebagai pemuda yang suka berpesta, namun pada suatu titik dalam hidupnya, Fransiskus merasakan kekosongan spiritual. Pengalaman ini mendorongnya untuk meninggalkan gaya hidup boros dan bergabung dengan militer untuk mencari makna yang lebih dalam.

Selama masa militer pada tahun 1204, Fransiskus jatuh sakit parah di kota Spoleto. Pengalaman sakit ini memperdalam refleksi spiritualnya, dan pada akhirnya, ia memutuskan untuk kembali ke Assisi. Di sana, ia mulai mencari jawaban atas kegelisahan spiritualnya melalui doa dan kerja keras. Salah satu peristiwa penting adalah ketika ia mendengarkan suara Tuhan di Gereja San Damiano yang memintanya untuk "memperbaiki gereja-Nya yang rusak".

Setelah peristiwa tersebut, Fransiskus menjual harta ayahnya untuk memperbaiki gereja, yang menyebabkan konflik dengan keluarganya. Konflik ini memuncak ketika Fransiskus melepaskan semua kekayaannya dan memilih hidup dalam kemiskinan total. Keputusan ini menandai awal dari perjalanan spiritualnya yang dikenal dengan gerakan Fransiskan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun