Selanjutnya, peneliti harus melakukan analisis awal untuk memastikan bahwa masalah tersebut belum terjawab sepenuhnya dalam literatur yang ada. Hal ini biasanya dilakukan melalui tinjauan pustaka yang mendalam. Peneliti harus memastikan bahwa masalah yang diidentifikasi adalah masalah yang relevan dan signifikan di bidang kajian tertentu.
Identifikasi masalah yang akurat dan tepat sasaran akan memandu peneliti dalam menetapkan tujuan penelitian, menyusun metodologi yang sesuai, dan merumuskan hipotesis yang valid. Oleh karena itu, identifikasi masalah yang teliti dan hati-hati merupakan fondasi yang kuat untuk penelitian ilmiah yang sukses.
4.2. Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka merupakan langkah yang esensial dalam penyusunan artikel ilmiah. Bagian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis penelitian-penelitian terdahulu yang relevan dengan topik yang dipilih. Tinjauan pustaka berfungsi untuk memberikan gambaran tentang perkembangan penelitian di bidang terkait serta menemukan celah-celah penelitian yang masih memerlukan eksplorasi lebih lanjut.
Dalam melakukan tinjauan pustaka, peneliti harus mampu mencari, mengumpulkan, dan mengevaluasi sumber-sumber ilmiah yang kredibel dan terkini. Sumber-sumber ini meliputi jurnal-jurnal akademik, buku, prosiding konferensi, dan publikasi resmi lainnya. Peneliti juga perlu menggunakan basis data akademik seperti PubMed, Google Scholar, dan JSTOR untuk mendapatkan literatur yang relevan dan up-to-date.
Setelah mengumpulkan literatur yang diperlukan, peneliti harus menyusun analisis kritis terhadap temuan-temuan yang ada. Analisis ini mencakup identifikasi metodologi yang digunakan, hasil penelitian, dan kesimpulan yang diambil oleh peneliti sebelumnya. Dalam menyajikan tinjauan pustaka, peneliti juga harus menunjukkan bagaimana penelitian yang akan dilakukan nantinya dapat berkontribusi pada pengembangan lebih lanjut di bidang tersebut.
Dengan melakukan tinjauan pustaka secara mendalam dan menyeluruh, peneliti dapat memastikan bahwa penelitiannya memiliki landasan teoritis yang kuat dan relevan, serta memberikan kontribusi baru yang bermakna bagi ilmu pengetahuan.
4.3. Formulasi Hipotesis
Formulasi hipotesis merupakan langkah krusial dalam penyusunan sebuah artikel ilmiah. Hipotesis adalah pernyataan sementara yang dibuat untuk menjelaskan fenomena tertentu berdasarkan teori yang sudah ada. Hipotesis berfungsi sebagai panduan dalam penelitian untuk menguji hubungan antara variabel-variabel yang dipelajari.
Langkah awal dalam formulasi hipotesis adalah melakukan tinjauan pustaka yang mendalam. Dengan tinjauan pustaka, peneliti dapat mengidentifikasi celah-celah yang ada dalam penelitian sebelumnya dan menemukan landasan teoritis untuk mengembangkan hipotesis. Tinjauan ini memungkinkan peneliti untuk menghindari pengulangan dan memastikan kontribusi penelitian terhadap ilmu pengetahuan.
Selanjutnya, peneliti perlu menentukan jenis hipotesis yang akan diformulasikan, apakah itu hipotesis nol (H0) atau hipotesis alternatif (H1). Hipotesis nol adalah pernyataan yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan atau efek antara variabel yang diteliti, sedangkan hipotesis alternatif menunjukkan adanya hubungan atau efek tersebut.