Mohon tunggu...
Erick Mubarok
Erick Mubarok Mohon Tunggu... Petani - Penulis

Petani yang sedang belajar komunikasi | Penyuka sejarah | Penonton dagelan | Gooner dan Bobotoh

Selanjutnya

Tutup

Politik

Momen Haru Pertemuan Menhan dan Alumni 212

30 Juni 2019   09:29 Diperbarui: 30 Juni 2019   09:48 361
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam negara demokrasi. Perbedaan pilihan itu hal biasa. Namanya juga demokrasi, tentu di dalamnya ada perbedaan. Tapi, hanya perbedaan politik. Tidak ada yang namanya perbedaan ideologi.

Di Indonesia, umur demokrasi bisa dibilang cukup tua. Artinya, demokrasi yang dewasa. Saat momen tertentu. Pemilu, misalnya. Indonesia sudah biasa menghadapi segala bentuk perbedaan politik. Tapi tujuannya sama, adalah kesejahteraan kepada seluruh rakyat.

Pemilu 2019 bisa dibilang memberikan warna baru kepada bangsa ini. Kenapa? Karena rakyat ikut serta beramai-ramai mewarnai konstalasi lima tahun sekali ini.

Tapi kok ada perselisihan? Itu hanya tafsiran. Hakekat perselisihan adalah menjatuhkan pilihan dan tidak akan pernah mengakui pilihan yang lain. Faktanya? Tidak seperti itu, karena perbedaan pilihan itu akhirnya menyatu jua.

Hal ini dicontohkan oleh Alumni 212. Siapa yang tidak kenal alumni 212? Tentu semua tau pilihannya ke elit siapa. Alumni 212 telah mendeklarasikan kedamaian dan kesatuan bangsa Indonesia.

Momen yang tidak dilupakan ini membuat haru, deklarasi itu juga dihadiri perwakilan pemerintah. Adalah Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu pada suatu acara halal bi halal dan silaturahmi di Jakarta.

Menhan Ryamizard terharu. Begitu katanya. Bahwa harapannya dan harapan seluruh rakyat Indonesia untuk kedamaian, tampak terlihat dari pertemuan tersebut.

Momen deklarasi itu disertai dengan pembacaan petisi. "Kami bersepakat bersama menciptakan Indonesia damai, sejuk, tentram, dan aman. Kami bersepakat menghormati perbedaan dalam Bingkai Bhineka Tunggal Ika".

Pelajaran penting dari deklarasi itu tak lain bahwa, pemilu telah usai. Mari rajut kembali ikatan persaudaraan sesama anak bangsa. Tidak ada lagi 01 dan 02. Yang ada hanyalah Indonesia untuk semua. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun