Mohon tunggu...
Erick Mubarok
Erick Mubarok Mohon Tunggu... Petani - Penulis

Petani yang sedang belajar komunikasi | Penyuka sejarah | Penonton dagelan | Gooner dan Bobotoh

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Perang Unta, Perang Saudara Pertama Umat Islam

12 Juni 2017   09:07 Diperbarui: 12 Juni 2017   09:41 4540
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Ketika pasukan Ali datang mendekati pasukan Thalhah bin Ubaidillah, Ali masih berusaha menyerukan perdamaian dan meminta kepada Thalhah untuk tidak membidikan panah. Namun, panah datang berhamburan menghujani pasukan Khalifah. Perang saudara pun pecah. Pasukan Ali mendesak maju, tetapi Ali terus mengingatkan agar mereka tidak menyerang Thalhah bin Ubaidillah. Mendengar itu, Thalhah seolah sadar dari kesalahannya. Namun ketika ia mundur dari pertempuran, sebatang panah datang menghunusnya.

Dengan segera Ali tahu bahwa selama unta yang dinaiki Ummul Mukminin Aisyah ra tetap berjalan, maka pasukan pengikut Bunda Aisyah akan tetap melawan. Ali pun memerintahkan agar kedua kaki unta ditebas. Pelangkin diturunkan. Ali mendekat dan mendoakan Bunda Aisyah, demikian juga dari dalam pelangkin Bunda Aisyah mendoakan Ali. Pertempuran pun selesai. Baik Aisyah dan Khalifah Ali menyesali peristiwa ini. Namun semua itu harus dibayar oleh darah ribuan kaum muslimin yang gugur. Dan tersimpan dalam sejarah Islam, keutuhan umat Islam hancur oleh rasa tidak memiliki dan kesombongan nama besar kelompok yang dibakar oleh fitnah dan hasutan kelompok yang tidak ingin umat Islam berjaya.

***

Semoga ini menjadi pelajaran, untuk umat Islam Indonesia hari ini. Mari kita tunjukan wajah Islam yang damai dengan bersungguh-sungguh dan berkompetisi menunjukkan kebaikan diri. Berhenti menyebar kebencian, utamakan persaudaraan. Maka tatanan sosial semasa kepemimpinan Rasulullah saw, akan terwujud di bumi Indonesia.

*Referensi: Al Bidayah wa An-Nihayah, Kisah Para Sahabat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun