Mohon tunggu...
erichernowo
erichernowo Mohon Tunggu... -

Golputer yang paling gedek lihat politik marchiavellian

Selanjutnya

Tutup

Politik

Bersabarlah Pak SBY, Yakinlah Tuhan Tidak Tidur

8 Mei 2019   03:46 Diperbarui: 8 Mei 2019   04:22 1289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
SBY mendampingi Ani Yudhoyono yang menjalani perawatan karena sakit kanker darah (wartakota)

Sebuah artikel muncul di rmol.com. Judulnya "Melawan Lupa, Pilpres Era SBY Dan Bau Skandal Century". Sayangnya meski dengan judul yang memikat, dan ditulis oleh Arief Gunawan yang mengaku wartawan senior (Rakyat Merdeka?), tulisan ini mengandung begitu banyak kelemahan. Bahkan terkesan fitnah. Satu-satunya yang dimajukan Arief hanya prasangka yang dikemas lewat metode "cocoklogi".

Dari awal, Arief sudah membangun propaganda. Ia membandingkan pertikaian Masyumi-PKI pada Pileg 1955 dengan Pilpres 2009. Ini sudah jelas tidak apple to apple. Tapi parahnya ketika Arief sekonyong-konyong membuat kesimpulan yang seperti orang mabuk.

"Tapi yang pasti ia tidak pake dana talangan alias dana hasil nyolong dari Bank Century Rp 6, 7 triliun, yang berbuah gratifikasi jabatan Wakil Presiden untuk Profesor Boediono, untuk mendampingi SBY di periode kedua sebagai presiden, 2009-2014" Lihat? Betapa leceh dan murahannya tudingan ini.

Skandal Century sudah melalui proses panjang. Ada pansus DPR, proses kasus hukum di KPK. Para pelakunya sudah divonis. Dan satu yang pasti, hingga hari ini tak ada satu bukti hukum pun yang menyebut SBY bersalah.

Sementara apa yang ditulis Arief sudah sampai pada fase kesimpulan tunggal: SBY dan Boediono koruptor. Apakah Arief lebih "jago" dan lebih punya sumber daya penyelidikan daripada KPK sehingga bisa memvonis hal ini? Mustahil! Dugaan saya, ini cuma fitnah keji yang lahir dari halusinasi Arief.

Dan karena ia begitu lugas menuliskan tuduhannya, saya khawatir Arief bukan cuma kena delusi, tapi sudah masuk tahap skizofrenia. Ia bukan hanya menuduh SBY korup, tapi juga curang. Kita bisa menyimpulkan ini dari tuduhan Arief bahwa : "Pilpres 2009 era SBY...menginspirasi kecurangan di dalam Pilpres."

Padahal kita paham, penyelenggaraan Pilpres 2009 jauh lebih baik dari Pilpres 2014 apalagi Pilpres 2019.. Aparat negara-ASN, polisi, TNI dan BIN---senyap dari tuduhan tidak netral.

Politik identitas/SARA tidak mengemuka. Tidak ada geruduk MK seperti yang terjadi di Pilpres 2014 atau ancaman people power pada Pilpres hari ini. Kondisi kala itu relatif kondusif. Silakan bandingkan dengan Pilpres hari ini yang amat gaduh, panas dan seakan-akan sudah siap perang saudara.

Menuduh manuver SBY berorientasi untuk merusak Prabowo-Sandi adalah fitnah tidak berdasar. Pahamkah Arief kalau SBY adalah yang paling dikorbankan dalam pemilu hari ini? Gara-gara Prabowo tidak punya pengalaman di pemerintahan, sementara Sandiaga Uno cuma seumur jagung sebagai Wagub DKI Jakarta, SBY ditumbalkan.

Dilancarkan strategi menubrukan pencapaian-pencapaian SBY dengan kinerja Jokowi, SBY harus rela menjadi umpan peluru pendukung 01. Bukan hanya ejekan, catatan prestasi, tapi juga badai fitnah yang harus ditanggung SBY.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun