“Oh.. Bapak ini yang …………… ”
“Oh pak AAA, oh iya saya tau.. Dia punya kapal banyak di sini, saya juga punya kapal buat mancing disini. Kalau mau pakai, silakan. Tapi minimal sewa satu minggu sampai dua minggu. Kapal besar kita punya..” *tetep nyombong*
“Pak DDD itu saya kenal.. Kalau ke Alor pasti cari saya..” Begitu katanya ketika menyebutkan salah satu orang hebat di Nusa Tenggara dengan bisnis transportasinya. *Saya juga kenal sama pak Anas Urbaningrum, SBY, juga ibu Mega loh .. uhuk*
“Pak SSS itu junior saya.. Waktu belum jadi siapa-siapa dia sering nginap di rumah saya di Surabaya. Coba sambungkan, biar saya bicara!” Begitu katanya ketika Jenderal Kejora menyebutkan nama teman baiknya yang seorang dokter terkenal di Kupang.
Beberapa KM sebelum mencapai airport, sempat-sempatnya si manusia gua curhat kepada Jenderal Kejora.
“Pusing saya pak dengan anak-anak zaman sekarang. Berantemmmm melulu. Anak saya tuh, kerjanya berkelahi tiap hari. Saya khawatir sekali-kali dia dikerjain sama preman disini..” Yahhh.. Dia galauuuu…
Sepanjang perjalanan saya berdiam diri saja dan sibuk menulis, diselingi tersenyum-senyum geli mendengar dan mengamati tingkah polah si dia. Dia mungkin belum tau keajaiban sebuah Internet Connection begitu saya mendarat di Jakarta nanti…
Di akhir perjalanan, setiba di airport, dengan perasaan tidak enak dan sikap yang rikuh, dia meminta maaf beberapa kali kepada Jenderal Kejora atas sikapnya pagi itu.
“Salam ya untuk istrimu yang 100x lipat lebih cantik dari istri saya itu.. Dan koper yang kamu tendang tadi itu koper saya he he he..” Jenderal Kejora memang paling pintar berdiplomasi. Top..
“Sekali lagi saya mohon maaf pak. Saya tidak bermaksud demikian. Semula saya kira nona satu itu hanya anak muda biasa..”
Lalu mereka berdua berjabat tangan, berbasa basi sedikit, lalu jenderal Kejora menyerahkan sejumlah uang untuk transportation fee dari pulau Kepa ke airport. Yah, dia kan bukan supir biasa, ya kannn???