Dalam krisis minat baca di Indonesia memiliki faktor penghambat dan pendukung. Faktor penghambat yaitu guru masih kurang menguasai minat atau keinginan siswa, fasilitas sekolah kurang mendukung dan guru kurang penguasaan pada metode yang diinginkan siswa. Pada faktor pendukung yaitu adanya kesadaran siswa, alat peraga serta dukungan dari lingkungan sekitar. Oleh karena itu, perluasan dan pemerataan pendidikan di Indonesia perlu dilakukan bukan hanya itu tetapi pendidikannya harus bermutu dan relevan sehingga lulusan pendidikan bisa menjadi pekerja produktif atau bahkan menjadi pengusaha yang nantinya akan mengurangi angka pengangguran di Indonesia.
Saran yang perlu dilakukan adalah kita harus menumbuhkan budaya membaca di Indonesia. Di era globalisasi ini kita harus menguasai bidang komunikasi dan informasi oleh karena itu krisis minat baca ini perlu diatasi. Ada beberapa saran yang bisa dilakukan untuk mengatasi krisis membaca di Indonesia. Pertama menghilangkan paradikma, bahwa membaca tidak harus melalui mata pelajaran tetapi kita juga bisa membaca novel atau buku yang lainnya. Kedua perbaikan sarana prasarana baik di perpustakaan umum maupun perpustakaan sekolah. Ketiga pembaharuan metode, strategi untuk mengembangkan minat baca,. Keempat adanya gerakan, program atau komunitas yang mendorong agar bisa mendorong serta meningkatkan minat baca (Tahmidaten and Krismanto, 2020).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H