Mohon tunggu...
Erica
Erica Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Negeri Jakarta

Saya menyukai hal yang berkaitan dengan pendidikan dan ekonomi karena menurut saya mempelajari ilmu tersebut menyenangkan.

Selanjutnya

Tutup

Financial

Terjadinya Fenomena El Nino di Indonesia, BLT El Nino Sudah Tersalur Sebesar Rp 6,72 Triliun

25 Desember 2023   22:22 Diperbarui: 26 Desember 2023   13:10 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi menerima uang Bantuan Langsung Tunai (BLT) El Nino (Sumber: Kompas.tv/Ant) 

Fenomena El Nino adalah fenomena iklim alamiah yang terjadi ketika suhu permukaan laut di bagian tengah dan timur Pasifik tropis menjadi lebih hangat dari biasanya.

Fenomena ini dapat mempengaruhi pola cuaca global, termasuk suhu dan curah hujan di berbagai wilayah. Di wilayah Australia dan sejumlah wilayah Asia Tenggara, El Nino dapat menyebabkan kekeringan dengan pengaruh pada pertanian dan persediaan air.  Periode siklus fenomena El Nino dapat berlangsung selama beberapa tahun dan memiliki implikasi signifikan terhadap sistem cuaca global.

Di Indonesia sendiri, fenomena El Nino, menurut laman resmi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), intensitas El Nino telah meningkat sejak awal Juli. BMKG memperkirakan bahwa puncak dampak El Nino akan terjadi pada Agustus hingga September 2023. 

Dibuktikan sepanjang tahun 2023, musim kemarau di Indonesia berlangsung berkepanjangan. Curah hujan sendiri pun melambat tidak sesuai dengan siklus seperti biasanya. Beberapa wilayah di Indonesia mengalami kekeringan bahkan sampai masyarakat mempertanyakan kapan musim hujan akan tiba.

Dengan adanya fenomena El Nino ini, pemerintah melakukan berbagai tindakan dan memberikan bantuan kepada masyarakat yang terkena dampak langsung dari adanya El Nino. Bantuan Langsung Tunai (BLT) El Nino merupakan bentuk penyaluran bantuan atas fenomena El Nino yang terjadi di Indonesia. 

Bantuan ini berupaya untuk membantu perekonomian masyarakat atas musim kemarau yang panjang akibat dari El Nino sendiri. Program Bantuan Langsung Tunai (BLT) El Nino diadakan dalam dua bulan, yaitu bulan November dan Desember 2023 sebesar Rp 400.000 selama dua bulan atau RP 200.000 per bulan. 

Program Bantuan Langsung Tunai (BLT) El Nino secara jelas ditujukan kepada 18,8 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM) dengan adanya anggaran total sebesar Rp 7,52 triliun. 

Penyaluran dana terkait Program Bantuan Langsung Tunai (BLT) El Nino di Indonesia disinggung dalam Seminar Nasional Outlook Perekonomian Indonesia 2024 dengan tema "Optimisme Penguatan Ekonomi Nasional Di Tengah Dinamika Global". 

Dimana berdasarkan pernyataan dari Menteri Koordinator bidang Perekonomian Republik Indonesia, Airlangga Hartarto, menyatakan bahwa penyaluran Bantuan Langsung Tunai (BLT) tersebut sampai 21 Desember 2023, secara keseluruhan telah Pemerintah salurkan sebesar Rp 6,72 triliun atau mencapai 89,36% dari target yang telah ditetapkan sejak awal yang diharapkan sampai akhir tahun target tersebut dapat tercapai dengan tepat.

Selain itu didukung juga, melalui keterangan dari siaran pers, Minggu (24/12/2023), Airlangga Hartarto, Menteri Koordinator bidang Perekonomian Republik Indonesia mengungkapkan bahwa Bantuan Langsung Tunai (BLT) El Nino senilai Rp 795 juta sedang didistribusikan, dan diharapkan seluruhnya telah didistribusikan dengan tepat sasaran pada akhir tahun 2023.

Namun, El Nino masih menghantui perekonomian negara Indonesia, dikarenakan fenomena anomali cuaca ini terjadi begitu agresif dan mampu menyerang perekonomian dengan fatal. Berbagai tantangan harus dihadapi untuk membangkitkan perekonomian kembali atas adanya fenomena El Nino. Sehingga fenomena El Nino masih diwaspadai di perekonomian global.

Selain adanya Program Bantuan Langsung Tunai (BLT) El Nino yang diberikan oleh Kementrian Sosial, pemerintah juga memberikan bantuan beras yang diberikan oleh Badan Pangan Nasional dengan total Keluarga Penerima Manfaat (KPM) sebanyak 21,3 juta. Bantuan beras sebanyak 10 kilogram tersebut diberikan untuk bentuk upaya dari pemerintah dalam rangka menjaga daya beli dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya bagi kelompok rentan, sebagai cara untuk menerapkan ekonomi Pancasila.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun