Halo sobat kompasiana, bagaimana kabarnya? Semoga para sobat kompasiana dalam keadaan sehat yaa. Pada kesempatan kali ini saya ingin memberikan informasi yang cukup hangat dan dibicarakan dimana-mana yaitu Presiden terpilih saat ini tahun 2024, apa saja informasinya mari kita bahas.
Sobat kompasiana pasti sudah tidak asing dengan bapak Prabowo, iya pak prabowo merupakan seorang purnawirawan TNI, ia juga sempat menjabat sebagai mentri pertahanan pada era kepresidenan bapak Jokowi. Belum lama ini pak Prabowo baru saja dilantik menjadi Presiden Republik Indonesia yang ke-8, pada tanggal 20 Oktober 2024, dan saat ini juga rakyat indonesia bersuka cita atas terpilihnya Presiden baru Republik Indonesia yaitu bapak Prabowo Subianto. Tetapi meskipun begitu masih banyak rakyat indonesia yang tidak suka bahkan melontarkan serta memberikan ujaran kebencian terhadapnya. Mengapa demikian? Mari kita bahas lebih lanjut.
Ujaran kebencian yang terkait Presiden Prabowo Subianto semakin meningkat pasca dari suasana politik dari pemilu 2024. Ujaran kebencian ini sering mencakup topik yang menyinggung latar belakang, identitas atau keputusan- keputusan politik Prabowo. Ujaran kebencian ini sering ditemukan di berbagai macam platform sosial media seperti X, Facebook, dan Instagram, yang dimana seringkali ditemukannya konten-konten yang berhubungan dengan pemilu. Hal ini menunjukkan bahwa perdebatan tentang kepemimpinan politik masih menjadi pemicu utama bagi penyebaran ujaran kebencian, terutama terhadap figur publik seperti Prabowo. Berikut beberapa ujaran kebencian yang sudah saya rangkum.
Yang pertama, terdapat insiden ujaran kebencian dari seorang politisi PDIP yang diduga menyamakan Prabowo dengan  binatang dalam sebuah video viral. Konten inipun menuai reaksi keras dari berbagai pihak yang menganggapnya sebagai penghinaan ekstrem terhadap presdien terpilih, meskipun pihak terkait telah membantah tuduhan tersebut.
Selanjutnya adalah isu yang muncul di media sosial terkait akun dengan nama "Fufufafa," yang diduga sering menghina Prabowo Subianto. Akun tersebut menjadi sorotan publik, dan banyak yang berpendapat bahwa akun ini terkait dengan tokoh-tokoh penting lainnya, termasuk wakil presiden dari pak Prabowo sendiri yaitu Gibran yang dimana Gibran sendiri merupakan Putra dari Presiden Indonesia ke-7 yaitu Pak Jokowi dan Gibran dianggap dan dicuriagi sebagai pemilik akun tersebut sehingga memicu diskusi dan perdebatan panas di platform sosial media seperti X.
Dan yang terakhir merupakan kasus terbaru dari para BEM FISIP UNAIR yang membuat karangan bunga kontroversi untuk Presiden dan Wakil Presiden terpilih Republik Indonesia, yang dimana karangan bunga itu berisikan pesan satir yaitu ucapan selamat yang bernada sindiran atas pelantikannya oleh para mahasiswa yang ditujukan langsung kepada Pak Prabowo dan Gibran.
Karangan bunga yang dipajang di Taman Barat FISIP Unair pada Selasa (22/10) ini bertuliskan, "Selamat atas dilantiknya jenderal bengis pelanggar HAM dan profesor IPK 2,3, sebagai presiden dan wakil presiden Republik Indonesia yang lahir dari rahim haram konstitusi."
Karangan bunga tersebut juga menyertakan foto Prabowo dengan keterangan "Jenderal TNI Prabowo Subianto Djojohadikusumo (Ketua Tim Mawar)" dan foto Gibran dengan label "admin Fufufafa.".
Karangan bunga ini ditujukan sebagai bentuk kritik terhadapa kebijakan dan keputusan politik yang diambil Pak Prabowo serta gaya kepemimpinannya, yang dimana aksi ini memicu reaksi beragam dimasyarakat mulai dari yang mendukung bahwa hal tersebut merupakan hak dalam kebebasan berpendapat sebagai bentuk dari demokrasi, dan yang lainnya menolak dengan hal tersebut dengan melihatnya sebagai tindakan yang kurang etis dan hal tersebut bukanlah tindakan mengkritik  tetapi lebih ke ujaran kebencian, yang dimana mengkritik seharusnya membangun bukan menhina.
Reaksi terhadap aksi ini juga melibatkan berbagai pihak, baik dari pemerintah maupun publik, yang memandang perlu adanya batasan dalam mengekspresikan kritik untuk menjaga hubungan yang sehat antara masyarakat dan pemimpinnya.
Kasus-kasus ini menunjukkan tantangan yang dihadapi Prabowo dan pemerintahannya di tengah tingginya tensi politik dan sentimen publik yang berkembang di media sosial. Dalam upaya mengurangi ujaran kebencian, pemerintahan Presiden Prabowo merencanakan beberapa langkah strategis. Pemerintah bekerja sama dengan platform media sosial seperti Facebook, X, dan Instagram untuk mengawasi serta mengontrol penyebaran konten bermuatan kebencian, terutama yang berkaitan dengan isu politik dan SARA. Selain itu, pemerintah juga berkolaborasi dengan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) untuk meningkatkan pemantauan menjelang Pilkada. Langkah-langkah ini diambil guna menjaga keamanan dan stabilitas sosial, dengan mengutamakan pendekatan proaktif dan edukasi bagi masyarakat mengenai dampak ujaran kebencian.
Itu saja yang dapat saya sampaikan terkait penjelasan dari informasi hari ini, bila para sobat kompasiana memiliki pendapat, masukan atau saran dipersilahkan saya akan terima dengan baik. Semoga informasi ini berguna bagi para sobat kompasiana dan para pembaca lainnya yaa... sampai bertemu lagi di kesempatan lainnya terimakasih...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H