#3 Bukanya tidak menentu, berbeda dengan hari biasa
Poin ketiga ini mungkin masih bisa ditolerir karena pedagang juga tidak ingin merugi atau sekadar ingin melepas penat sejenak dengan membuka gerai makanannya hanya di waktu tertentu saja. Namun hal ini kadang membuat para perantau bingung. Saat kemarin berkunjung ke gerainya ternyata tutup. Eh, besoknya malah buka.
Hal tersebut membuat para perantau harus ekstra keras dalam mencari makanan di tempat-tempat yang masih buka. Mungkin saran saya setiap pedagang yang mengubah jam bukanya saat musim liburan juga bisa menginformasikan menggunakan kertas pengumuman atau sebagainya di depan gerai atau gerobak agar para pelanggan tidak merasa kebingungan.
Itulah beberapa dosa para pedagang makanan gerobakan yang dilakukan saat musim liburan. Semoga para perantau yang belum berkesempatan pulang ke kampung halamannya tidak kekurangan makanan dan para pedagang yang tetap berjualan walaupun sepi pelanggan diberikan rezeki yang melimpah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H