Masa liburan Nataru telah tiba. Banyak para pedagang juga yang ikut libur untuk pulang kampung berkumpul bersama keluarga. Sebagai mahasiswa, saya merasa aneh karena kawasan sekitar kampus begitu sepi tidak seperti biasanya. Pedagang-pedagang juga sudah banyak yang pulang ke kotanya masing-masing.
Hanya ada beberapa pedagang yang masih setia berjualan untuk membantu para perantau yang tidak bisa pulang dikarenakan beberapa hal seperti lokasi yang jauh, kehabisan tiket, atau memang sedang tidak ada uang. Hadirnya pedagang makanan di hari libur tentu membantu para perantau yang tetap stay di perantauan.
Namun, masih ada saja beberapa pedagang makanan, khususnya mereka yang gerobakan yang melakukan dosa saat memasuki masa liburan. Mau tahu dosa apa saja yang mereka lakukan? Simak ulasannya berikut ini.
#1 Pedagang yang tidak memberikan informasi bahwa akan pulang kampung
Baru saja beberapa hari lalu saya hendak membeli roti bakar langganan saya yang berada di pinggir jalan. Roti bakar gerobakan tersebut buka dari sore hingga tengah malam. Namun, saat saya sudah memiliki rencana untuk membeli roti bakar dengan topping favorit, nyatanya roti bakar tersebut tutup. Saya pikir memang sedang sengaja libur karena ingin istirahat karena pelanggannya setiap hari selalu membludak.
Keesokan harinya saya kembali ke tempat yang sama, ternyata gerobaknya masih belum buka juga. Saya pun melipir ke warung dan ada salah satu pelanggan roti bakar yang bertanya tentang pedagang tersebut mengapa beberapa hari ini selalu tutup. Nyatanya pedagang yang merupakan orang Jawa tersebut sedang pulang kampung ke rumahnya.
Saya harap sih untuk pedagang yang selalu ramai pelanggannya membuat papan informasi atau menggunakan kertas biasa bahwa doi akan libur selama beberapa hari agar para pelanggan tidak lelah menunggu. Kemarin saya salut dengan pedagang soto yang membuat pengumuman di depan gerainya bahwa doi akan tutup selama 10 hari ke depan.
#2 Lupa mematikan fitur buka di Google
Kalau sedang ingin membeli makanan, terlebih lokasinya sudah ada di Google, biasanya saya selalu mengecek di Google apakah doi masih buka atau sudah tutup untuk menghemat energi. Namun, masih banyak para pedagang yang entah lupa atau karena apa selalu lupa untuk mematikan fitur buka di Google sehingga para pelanggan menyangka bahwa gerainya masih buka.
Saya beberapa kali terkena prank jam buka suatu gerai makanan di Google. Di Google menyatakan masih buka, namun ternyata ketika saya sudah sampai di tempat tidak ada siapa-siapa alias sudah tutup. Apalagi di masa liburan seperti ini sebaiknya para pedagang yang hendak berlibur untuk mengecek aplikasinya masing-masing untuk mengurangi rasa kecewa dari para pelanggan tetapnya.