Bahasa Sunda memiliki banyak tingkatan kata yang dapat digunakan dalam percakapan sehari-hari. Ada yang halus (lemes), netral (loma), sampai yang kasar. Banyaknya kosakata dalam bahasa Sunda juga tidak jarang membuat orang Sunda asli kebingungan sendiri dalam memakainya.
Beberapa waktu lalu saya sudah membagikan panduan menggunakan bahasa Sunda dalam kegiatan makan dalam bahasa lemas sampai kasar. Kali ini saya ingin membahas tentang sebutan anak di dalam bahasa Sunda. Kata anak dalam bahasa Sunda juga mempunyai ragam bahasa yang bisa dipakai dalam situasi dan kondisi tertentu.
#1 Anaking
Anaking memiliki arti anakku atau anak saya. Kata anaking ini biasanya digunakan oleh orang tua yang sedang membicarakan anaknya kepada orang yang ada di sekitarnya. Kata anaking ini bisa digunakan saat si anak berada dengan orang tuanya atau juga sedang berada di tempat lain.
Anaking termasuk ke dalam bahasa Sunda loma atau yang cukup umum digunakan dalam menyebut anak. Meskipun demikian, kata anaking ini jarang digunakan dalam percakapan sehari-hari. Kata anaking terdapat dalam peribahasa Sunda seperti, "Jalu anaking! Kad omat hirup ulah kamalinaan teuing!" (Anakku, hidup itu jangan terlalu berlebihan!").
#2 Budak
Kata budak di zaman penjajahan mungkin akan terdengar rendah, namun dalam bahasa Sunda budak memiliki arti anak. Kata budak termasuk dalam bahasa yang sering digunakan masyarakat Sunda untuk menyebut anak alias masuk ke dalam bahasa loma (sedang/netral). Budak di sini biasanya diperuntukkan untuk anak-anak yang masih sekolah.
Contoh kalimat yang bisa digunakan dengan kata budak yaitu, "ta budak, meuni ku bangor-bangor teuing. Bjakeun siah ka indung manh!" (Dasar anak nakal, saya bilangin, loh, ke mamah kamu!). Kata budak juga bisa digunakan untuk menanyakan kepada kawan sudah punya anak berapa.
#3 Murangkalih
Murangkalih merupakan bahasa Sunda yang tergolong lebih halus. Selain itu, murangkalih juga diperuntukkan untuk anak yang umurnya jauh lebih muda dari kata budak. Biasanya murangkalih merupakan anak-anak yang usianya masih di bawah lima tahun alias balita. Kata murangkalih biasa digunakan oleh ibu-ibu saat menanyakan perihal anak kepada lawan bicaranya.
Biasanya mereka akan menanyakan dengan kalimat, "Ibu th gaduh sabaraha murangkalih ayeuna?", yang artinya, "Sekarang ibu sudah punya anak berapa?" sambil menimang-nimang buah hatinya. Murangkalih tidak cocok jika digunakan untuk menanyakan anak yang usianya sudah besar seperti remaja dan dewasa.
#4 Putra
Selanjutnya ada putra yang juga merupakan bahasa Sunda anak yang halus. Bedanya dengan murangkalih, arti putra di sini jauh lebih umum. Putra bisa digunakan untuk anak tanpa batasan usia. Bedanya, kata putra ini lebih condong digunakan untuk menyebut anak laki-laki. Kendati demikian, kata putra juga sebenarnya bisa digunakan untuk menyebut anak secara umum.
Kata putra cocok digunakan dengan lawan bicara yang jauh lebih tua atau disegani. Saat kamu menanyakan anak kepada orang yang baru dikenal pun bisa menggunakan kata putra agar terdengar lebih sopan dan halus. Hindari kata budak kepada orang yang tidak terlalu dikenal karena cukup terkesan kasar.
#5 Barudak
Barudak merupakan bentuk plural dari kata budak. Jadi, barudak merupakan kata yang digunakan untuk menyebut anak dalam jumlah yang banyak. Kata barudak dapat diaplikasikan untuk memanggil anak-anak secara serentak. Guru-guru di sekolah juga sering menggunakan kata barudak untuk memerintahkan sesuatu seperti, "Barudak, buka buku paktna halaman 200!".
#6 Bubudakeun
Terakhir ada kata bubudakeun yang digunakan untuk menyebut seseorang yang perilakunya masih seperti anak-anak. Kata bubudakeun atau kekanak-kanakan bisa dipakai ketika kamu melihat teman yang sudah beranjak remaja atau dewasa, tapi tingkah lakunya tidak menunjukkan bahwa dia telah dewasa. Misalnya saja seperti lelaki umur 20-an, tapi kalau makan masih harus disuapi oleh orang tuanya.
Nah, itulah beberapa kosakata dalam bahasa Sunda untuk menyebut anak. Beberapa kosakata tersebut dapat digunakan dalam situasi dan kondisi tertentu. Jadi, usahakan jangan sampai salah menempatkan kosakata tersebut dalam percakapan sehari-hari dengan orang Sunda.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H