Tapi, kalau si penjual memasang mimik wajah yang judes, para pembeli juga akan merasa terganggu dan merasa tidak dilayani dengan baik. Beberapa kali saya pernah menjumpai tipe penjaga warung yang seperti ini. Apa pun keadaannya, seharusnya sebagai penjual atau penjaga warung harus tetap ramah kepada pembeli. Kalau setiap melayani pembeli dengan mimik wajah judes, bukan tidak mungkin pelanggan akan beralih ke warung lain.
#3 Tipe penjaga warung yang asyik menonton televisi
Terakhir, saya juga suka kesal sendiri kalau penjaga warung tidak mendengar suara pembeli yang hendak berbelanja. Pasalnya, saya melihat bahwa si penjual malah asyik menonton televisi dengan antengnya di dalam rumah. Biasanya hal ini terjadi di malam hari saat sinetron mulai tayang dan si pemilik warung tidak mau ketinggalan alur cerita.
Meskipun sudah memanggil beberapa kali, tetap saja si pemilik warung tidak juga keluar. Saya yakin, sebenarnya mereka sudah mendengar suara pembeli di luar. Namun, karena tidak ingin ceritanya terlewat, mereka pun pura-pura tidak mendengar. Saat sudah iklan, barulah mereka keluar tanpa wajah penyesalan, bahkan untuk sekadar meminta maaf pun tidak keluar dari mulutnya.
Sebagai seorang konsumen, saya sangat menyayangkan sikap penjaga warung kelontong yang tidak menghargai pelanggan. Pepatah bilang, kalau pembeli itu adalah raja. Maka dari itu, penjual harus melayani pelanggannya dengan sebaik mungkin.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H