Abah Widi menurutkan bahwa sejak lahir hingga saat ini, beliau belum pernah memakan nasi. Bukannya menolak, namun beliau memang sudah terbiasa dengan memakan singkong sebagai makanan pokok bagi dirinya dan keluarga.
Setiap warga mempunyai kemampuan untuk menanam singkong dan mengolahnya sebagai rasi (beras nasi). Sehingga ketika Covid-19, mereka tidak kehabisan stok bahan pangan.
Masyarakat adat Cireundeu tidak perlu pergi ke luar kampung untuk membeli beras sebab mereka sudah mengandalkan singkong sebagai makanan pokok. Terbukti, dengan tidak ketergantungan dengan beras, mereka tetap dapat bertahan hidup.
Menerapkan prinsip Ketuk Tular
Terakhir, masyarakat adat Cireundeu menjunjung tinggi prinsip Ketuk Tular. "Ketuk" yang berarti mengetuk pintu hati dan "Tular" yang menularkan kepada sesama dalam hal kebaikan, terutama kegiatan positif yang berdampak pada kehidupan masyarakat.
Dalam hal ini "Ketuk Tular" dilakukan untuk mengetuk hati dan menularkan kegiatan positif untuk mencegah masuknya virus Corona ke dalam kampung adat Cireundeu. Mereka tetap berpegang teguh pada tradisi adat dan berdampingan dengan perubahan zaman.
#wargacegahpandemi #jurnaliswargaPPMN
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H