Mohon tunggu...
Erfransdo
Erfransdo Mohon Tunggu... Lainnya - Journalist, Traveler

Penggiat aksara dan penggemar tualang | Chelsea fans

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Botram, Tradisi Makan Orang Sunda yang Bikin Nagih

15 Februari 2022   12:33 Diperbarui: 15 Februari 2022   12:43 3860
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Unsplash

Botram alias makan bersama dengan kerabat atau keluarga adalah istilah yang sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Sunda. Asal muasal kata botram sebetulnya sangat sulit untuk dicari karena dari beberapa referensi pun kata botram ini masih abu-abu.

Kemungkinan kata botram ini memang diserap dari bahasa asing. Yang paling dekat dengan kata botram yaitu boterham yang berasal dari bahasa Belanda yang berarti roti lapis. Mungkin dulu orang-orang Sunda ketika zaman dahulu salah mengartikan konsep ini.

Selain botram, masyarakat Sunda juga mengenal bancakan. Perbedaannya yaitu terletak pada siapa yang menyediakan makanannya. Kalau bancakan, makanan disediakan oleh si tuan rumah atau yang punya hajat. Sementara botram konsepnya yaitu setiap orang wajib bawa nasi sendiri dari rumah untuk dinikmati bersama orang-orang terkasih di suatu tempat yang tentunya cocok untuk menikmati hidangan.

Namun seiring berjalannya waktu kata botram ini selalu dipakai ketika sedang makan bersama di satu tempat dengan konsep masak bersama hingga hampir sama dengan istilah bancakan. Ya mungkin baik bancakan maupun botram sama-sama merupakan kegiatan makan bersama dengan lauk pauk khas orang Sunda.

Biasanya kalau botram, orang Sunda---atau mungkin diikuti juga oleh masyarakat lain---selalu memakai alas daun pisang yang panjang untuk meletakkan berbagai lauk pauk dan juga nasinya. Dan seperti sudah menjadi tradisi, nasi yang disajikan biasanya yaitu nasi liwet versi Sunda. Nasi liwet ini mirip seperti nasi uduk namun warnanya putih dan rasanya yang gurih. Pokoknya cocok untuk makan-makan bersama.

Botram juga biasanya selalu menjadi tradisi ketika kegiatan-kegiatan organisasi di kampus saat sesi makan agar lebih terasa nilai kekeluargaannya. 

Selain itu, dengan botram kita tidak perlu harus mencuci piring karena alas yang digunakan selalu daun pisang. Meskipun lauknya seadanya, botram ini selalu saja bisa membuat nikmat para penyantapnya. Mungkin ada beberapa hal yang dapat membuat santapan botram selalu enak untuk dinikmati.

Disantap Bersama Orang Terkasih

Hal utama yang menjadikan botram selalu nikmat adalah orang-orang yang ada bersama kita. Entah itu bersama keluarga atau pun dengan teman-teman. 

Meskipun lauk hanya alakadarnya, tetapi karena makanan itu disantap bersama teman-teman maka rasanya akan terasa berbeda dibanding harus menyantapnya seorang diri. Bahkan biasanya tradisi ngabotram sendiri selalu menggunakan lauk pauk yang terbilang sederhana. Apalagi kalau proses memasaknya dilakukan bersama-sama juga.

Tidak seperti makan-makan besar di restoran, botram ini biasanya dilakukan dengan cara lesehan di lantai sambil duduk bersila atau sesuai selera. Kalau di acara makrab organisasi biasanya selalu menggunakan formasi standar satu alias satu kaki di ke belakangkan dan satunya lagi menjadi tumpuan. Hal tersebut dilakukan agar semua orang dapat kebagian tempat.

Lauk Pauk Sedernaha Namun Nikmat Tiada Tara

Selanjutnya hal yang membuat botram akan selalu nikmat adalah lezatnya lauk pauk sederhana ala-ala masakan Sunda. Cukup dengan nasi liwet, tempe, tahu, ikan asin, bonteng atau mentimun, dan juga sambal, lidah sudah sangat dimanjakan dengan kenikmatan semua menu tersebut. Selain itu juga biasanya selalu ada menu-menu lain seperti leunca, terong, dan jangan lupa peuteuy alias petai yang menjadi menu favorit. Dijamin bikin nagih deh.

Tempat Botram yang Nyaman

Tradisi botram bisa dilakukan di mana saja, entah di rumah keluarga atau pun di luar rumah. Kalau di rumah, biasanya botram selalu dinikmati bersama di beranda rumah agar bercampur dengan udara sejuk yang membuat selera makan semakin membuncah. Jika lebaran tiba atau hari libur, tradisi botram ini tidak akan terlewatkan bagi masyarakat Sunda.

Berbeda halnya kalau botram bersama teman dengan tujuan tertentu, menyantap makanan bersama-sama di tengah-tengah alam yang sejuk akan terasa jauh lebih nikmat dan berkesan. 

Seperti misalnya sebelum perpisahan organisasi, acara jalan-jalan di tengah alam dengan menyewa villa untuk menginap tidak ada salahnya untuk melaksanakan tradisi botram. Selain akan terasa jauh lebih nikmat, kesan yang didapat pun akan terasa sangat berharga. Yang terpenting asal jangan membuang sampah sembarangan saja.

Menyantap makanan bersama tentunya akan selalu terasa nikmat. Bukan soal menu makanan, namun rasa kekeluargaan yang dibangun akan membuat makanan yang tadinya sederhana menjadi sangat lezat untuk dinikmati. Apalagi disantap bersama orang-orang terdekat di tempat yang begitu nyaman dan tenteram. Tuh kan jadi pengen botram.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun