Meskipun ada hasrat untuk segera menghabiskannya dalam waktu singkat, bahkan dalam beberapa tegukan, saya tidak pernah berani dan kuasa untuk melakukannya. Memang sehebat itu magis dari secangkir kopi.
#3 Menghabiskannya dalam satu tegukan akan menghilangkan esensi meminum kopi
Sebagaimana kita ketahui hampir semua orang yang meminum kopi akan menghabiskan kopinya secara perlahan, tidak dalam satu tegukan seperti orang kehausan. Bahkan ada juga orang yang membiarkan kopinya tidak habis. Pertama mungkin hanya tinggal ampasnya. Yang kedua ya mereka membiarkannya begitu saja karena sudah terlanjur nikmat.
Jika ada orang yang menghabiskan kopi dalam waktu singkat, atau bahkan dalam satu kali tegukan, mungkin orang tersebut akan dianggap aneh oleh orang sekitar yang menyaksikannya. Hal tersebut pernah dialami oleh teman saya. Dia mungkin satu di antara ribuan orang yang meminum kopi seperti orang kehausan. Sontak itu membuat saya dan juga teman-teman yang lain merasa aneh dan juga jatuhnya lucu. Woy, elu doyan apa haus?
#4 Momen untuk terus berbincang dengan kerabat
Nongkrong-nongkrong manja di caf atau ngobrol-ngobrol santai di warkop atau angkringan bersama kerabat tentunya tidak akan afdal kalau tanpa kopi di hadapan. Dengan kopi, semua pembicaraan akan mengalir seperti perpaduan antara gula dan kopi yang menyatu menjadi kehangatan tersendiri.
Jika kopi habis, maka biasanya obrolan pun akan mengikutinya---alias rombongan akan segera bubar. Maka dari itu, kopi dalam cangkir harus tetap terjaga selama obrolan berlangsung untuk menghindari kecanggungan dan memperpanjang durasi bincang-bincang dan nostalgia. Jangan lupa, rokok dan bakwan harus menemani.
Jadi, kalian sudah ngopi hari ini?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H