Mohon tunggu...
erfina nagata
erfina nagata Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Kebahagiaan yang Tak Abadi

31 Oktober 2015   17:47 Diperbarui: 31 Oktober 2015   17:52 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Aku akhirnya sangat capek memikirkan segala hal yang telah terjadi kini.Aku mencoba untuk menjauhi Alex dan Diandra agar tak ada ada rasa sakit yang terungkit. Walau Alex telah berusaha menghubungiku berkali-kali,aku berjanji dalam hatiku sendiri agar melupakannya.Dalam hatiku berdoa agar Tuhan segera mencabut nyawaku sementara waktu ini agar bebanku dapat terkurangi.

                                                                                      ***
Aku terbangun di pagi hari yang cerah ini.Aku harus bergegas mandi untuk bisa segera berangkat kuliah tepat waktu,dan menyegarkan pikiranku.Tetap saja ,setelah mandi aku masih tidak bisa melupakan kejadian yang kemarin.Aku kembali teringat sewaktu dulu aku dan Diandra mengikat janji bersama agar kelak kita dapat menikah di saat dan tempat yang sama. Karena sejak kecil aku menghabiskan keseharianku bersama Diandra, dia bagaikan kakak juga bagiku.Maka tak heran jika kami selalu berusaha mewujudkan mimpi-mimpi kami bersama.

“Diandra, kamu harus janji ya sama aku.”
“Janji apa?”
“Janji agar kita berusaha mewujudkan hari pernikahan kita di saat dan tempat yang sama.Bagaimana?”
“Iya, aku juga berharap seperti itu loh!”
“Jadi,kamu setuju kan?”
“Setuju,semoga Tuhan menghendaki rencana kita ya Cit,”
“Amin.”

Kalimat percakapan itu masih tengiang di telingaku.Aku sangat bimbang dengan perasaanku saat ini.Aku tersadar dari pikiranku agar segera berangkat kuliah.Beruntung aku tidak satu kampus dengan Diandra ataupun Alex, karena aku masih tidak ingin mengungkit masalah kemarin.Aku masih mencoba menerima dan ikhlas mengenai masalah kemarin.

Setelah lama aku putus kontak dengan Diandra.Aku merasa tidak nyaman ,aku sudah menceritakan ini pada bunda tapi bunda hanya berkata agar aku ikhlas dan lebih sabar.Mungkin melalui jalan seperti ini Tuhan menyadarkan aku bahwa Alex bukan seorang laki-laki yang baik. Bunda menyarankan agar aku memperbaiki hubunganku dengan Diandra karena kata bunda dia sebenarnya tidak bersalah.

Hingga saat pertemuan keluarga adalah kali pertama aku bertemu dengan Diandra setelah kejadian dulu.Aku ingin mengajaknya berbicara seperti apa yang disarankan bunda. Namun, Diandra refleks langsung memelukku saat melihatku dan terisak dalam pelukanku.Aku mengajaknya duduk dan mulai bercerita.

“Sudah Diandra, kamu jangan menangis seperti ini.”
“Maafkan aku Citra, aku tidak pernah bermaksud untuk merbut Putra darimu.”
“Iya, aku juga ingin meminta maaf sama kamu . Kamu tidak bersalah , memang Alex eh ...maksudku Putra dia laki-laki yang tidak baik Di,dia telah berkhianat Di.”
“Iya aku tahu aku juga menjauhi dia sekarang.Aku tidak ingin hubungan kita hancur cuma gara-gara seorang laki-laki.Jadi tolong maafin aku dan aku ingin hubungan kita kembali akrab seperti dulu.”
“Iya Diandra, aku maafin kamu dan kamu maafin aku ya?”
“Yey....!”ujar Diandra dengan senyum mengembang di wajahnya.
“Tapi Diandra, jika kamu masih ingin bersama Alex kamu bisa memperbaiki hubunganmu . Karena aku melihat bahwa kamu masih begitu menyayangi Alex.Kamu tidak perlu memikirkan perasaanku, karena aku sudah mencoba ikhlas.Lagipula, satu minggu lagi aku akan pergi ke Belanda.Aku mendapat beasiswa untuk melanjutkan kuliah disana.”
“Hah?apa? kamu mau pergi ke Belanda?satu minggu lagi?kenapa kamu baru bilang Citra?aku tidak mau berhubungan dengan Putra lagi.”
“Iya Di, aku baru mendapat kabar ini 2 hari yang lalu. Jadi baru bisa memberitahumu sekarang dan karena kita baru selesai bermaaafan.”
“Oh iya!, selamat ya Citra. Tapi aku tidak mau perjanjian pernikahan bersama kita batal. Jadi aku ingin menunggumu hingga kamu kembali lagi ke Indonesia.”
“Diandra, aku tidak menginginkan kamu menungguku hanya untuk menikah bersama dan mengorbankan dirimu sendiri. Sedangkan aku tidak bisa menentukan lama waktu kuliahku di Belanda.Jadi kamu tentukan pilihanmu, aku akan selalu mendukungmu jangan bergantung padaku.Aku tidak ingin kamu resah.”
“Citra aku akan kesepian jika kamu meninggalkanku, aku tidak ingin hal itu berlaku dalam jangka waktu lama.”
“Aku pasti akan kembali secepat mungkin, Kamu jangan pernah melupakan aku ya..”
                                                                                             ***
Hingga tibalah saatnya keberangkatanku ke Belanda demi menunut ilmu.Aku ingin segera melupakan segala masalah di Indonesia mengenai perihal asmaraku.Hingga aku tiba di Belanda,aku akan tetap bercerita dalam bahasa Indonesia.Di sana aku mendapat segala hal baru seperti,lingkungan,tempat tinggal,teman,kampus,makanan,dan semuanya terasa baru dan asing bagiku.Satu tahun aku tinggal di sini aku merasa nyaman,dan semuanya berjalan lancar. Namun, hal itu berubah saat tahun kedua karena kedatangan seorang laki-laki yang bernama Andre. Dia adalah teman satu kampusku namun kami berbeda jurusan.Dia jugaberasl dari Indonesia namun memiliki kerabat yang tinggal di Belanda.Akhir-akhir ini aku sering dekat dengannya karena suatu proyek seperti membuat karya tulis ilmiah di Indonesia.Aku dan Andre dipilih dalam rangka untuk mengikuti lomba.Walau seperti itu, aku tidak pernah akrab bersamanya, kami selalu bertengkar dan ribut hal-hal kecil.Karena sosok Andre sangat berbeda dengan kepribadianku, dia adalah orang yang humoris,keras kepala,jahil,dan sulit diatur.

“Citra,nanti jam satu siang kamu harus menemuiku di ruang A3.Kita harus menyelesaikan proyek kita.”ucapan Andre mengagetkanku yang sedang duduk sendirian di bangku taman.
“Ya, tapi aku tidak mau jika kamu terus-menerus hanya bercanda!”
“Kenapa sih kamu ini,kamu tidak suka memiliki proyek ini denganku?”
“Kamu itu benar-benar membuatku kesal.Setiap kali kita berkumpul untuk mengerjakan proyek tapi kamu malah asyik bercanda sendiri.”
“Ya sudah sih, terus kamu mau apa sekarang?padahal aku telah berpikir keras dan menemukan suatu penemuan baru untuk proyek kita.”
“Kamu kira aku juga tidak kerja.Hei! aku yang selama ini terlalu capek untuk proyek ini ya, kamu hanya bisa bercanda sana-sini.”

Seperti itu contoh perseturuan kecil antara aku dan Andre.Akhirnya aku sangat senang karena hari ini proyek tersebut selesai.Aku sudah bosan setelah 3 minggu harus bekerja sama dengan Andre.Namun, aku kembali terkejut saat sepulang dari kampus Andre memanggilku kembali dan memaksaku untuk ikut bersamanya.Akhirnya aku terpaksa masuk dan duduk di mobil Andre.Andre membawaku di suatu kafe yang aku eblum pernah datang ke sini.
“Sudah cepat pesan makanan sana,aku ingin membicarakan hal penting bersamamu.”
“Huh!dasar kamu orang aneh!”kataku sambil berlalu untuk memesan makanan.
“Cepat, katakan saja kamu ingin berbicara hal apa?aku tidak punya banyak waktu denganmu.”kataku memulai percakapan.
“Iya bawel! aku juga tidak mau terlalu berlama-lama denganmu. Jadi,aku mengajakmu kesini untuk meminta maaf atas segala kelakuan burukku saat membuat proyek kemarin, aku hanya tidak ngin diantara aku dan kamu ada konflik berkepanjangan hanya karena hal kemarin kit sering bertengkar.”
“Cuma untuk itu?ya ampun,kamu benar-benar aneh.Tentu saja aku tidak mempersoalkan itu karena memang seperti itu karaktermu. Iya kan?”
“Mungkin iya, tapi apa salahnya jika aku berbaik hati mau meminta maaf padamu.Kamu tinggal menerima maafku dan selesai urusan kita.Aku tidak mau proyek ini berakhir buruk.”
“Ya sudahlah, karena aku juga tidak ingin berlama-lama menghabiskan waktuku denganmu.Aku maafin kamu.Aku mau pulang naik bus aja.,aku tidak ingin merepotkan orang lain.”
“Terima kasih sudah memaafkanku, kamu lebih baik kuantar saja karena aku tidak ingin hal buruk terjadi padamu.”
“Tidak , terima kasih untuk makanannya. Aku bisa menjaga diriku sendiri.” Kataku sambil menyeberang jalan untuk menaiki bus.
“Ya sudahlah, kamu memang keras kepala.” ucap Andre yang juga meninggalkanku dengan mobilnya.

Setelah acara permintaan maaf di kafe itu aku tidak pernah melihat Andre menampakkan dirinya di hadapanku.Tak dapat kupungkiri ada rasa yang hilang juga dalam diriku.Entahlah aku bingung dengan apa yang kurasakan kini.Karena sejak kehadiran Andre dia memberikan warna dalam hidupku.Aku hanya ingin sekedar berteman baik dengannya.Hingga suatu saat Andre mendatangi tempat tinggalku di Belanda ini.
“Assalammualaikum.”terdengar suara ketukan pintu rumahku.
“Waalaikumsalam,iya sebentar silahkan masuk.” Kataku sambil membukakan pintu.
“Hai Citra! kamu sibuk tidak? Aku ingin mengajak kamu jalan-jalan nih.”
“Ehm...aku tidak sibuk juga.Memang jalan-jalan kemana?”
“Ke tempat-tempat terdekat aja, mau tidak?”
“Ya sudah, tunggu dulu aku ingin bersiap-siap.”
“Aku tunggu di mobil ya?”
“Oke.”

Andre membawa mobilnya yang melaju dan ternyata berhenti di sebuah taman.Akhirnya sore itu aku menghabiskan waktuku bersam Andre dengan membeli ice cream,makan coklat, bermain ayunan,dan banyak hal seru yang kami lakukan untuk menghibur diri sejenak.Di saat itu aku melihat sisi lain dari sosok Andre. Andre yang selama ini sangat berbeda dengan yang di sampingku.Dia ternyata memiliki sifat yang baik,ramah,ringan tangan, humoris.Intinya hari ini aku sangat nyaman bersamanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun