Aku harus bisa menerima semua ini...
Semua yang sebenarnya membuatku hancur...
Tak akan ada artinya walau sekalipun aku menangis
Toh itu saudaraku sendiri...
Aku harus ikhlas..
Ikhlas melepas kebahagiaan mereka...
Tak ada salahnya bila ku memilih tuk menjauh.......
Ku tutup buku diary-ku untuk hari ini. Aku ingin segera dapat memejamkan mata dan berharap ini hanya sebuah mimpi yang amat buruk.Tapi apa daya semua yang terjadi kini adalah realita pahit yang harus kuterima.Setelah mengingat perbincangan tadi pagi bersama saudara sepupuku yang bernama Diandra,aku semakin merasa sakit hati. Kejadian di taman tadi sungguh masih terbayang dalam pikiranku.
“Hai Citra,senang bisa berjumpa denganmu disela-sela kesibukan kita masing-masing.”
“Yup,betul sekali Diandra aku juga sangat senang bisa berjumpa lagi denganmu untuk menumpahkan segala cerita kita masing-masing, betul kan?”
“Ya tentu,kemarilah duduk di sampingku mari kita mulai bercerita, aku kangen dengan sikap cerewetmu itu.”
“Ok, mari kita mulai bercerita.”
Selanjutnya kita mulai bercerita mengenai segala hal yang seru untuk kita bahas,hingga tiba saatnya kita masuk pembicaraan tentang hubungan asmara kita.Sejak dulu kita saling bertukar cerita apapun itu pasti tak ada rahasia antara aku dan Diandra. Diandra memiliki kekasih yang bernama Putra ia baru menjalin hubungan sekitar 5 bulan,namun dia sudah sangat yakin dan serius akan hubungannya.Dia sering bercerita padaku bahwa kekasihnya adalah orang yang sangat baik dan perhatian padanya,hingga saat ini aku belum pernah bertemu dan dikenalkan dengan kekasihnya karena ia masih berusaha merahasiakan hal tersebut.Sedangkan aku di usiaku yang menginjak angka 20 tahun aku sudah memiliki seorang kekasih bernama Alex.Aku juga telah berbagi cerita tentang Alex pada Diandra namun aku juga belum mengenalkan Alex secara langsung pada Diandra.Walupun hubunganku telah berlangsung 6 bulan lebih lama dari hubungannya.
“Citra, aku telah mempersiapkan suatu kejutan untukmu lho!”
“Oh ya, apa itu Di, penasaran nih,”
“Iya,jadi aku hari ini akan mengajak Putra untuk bertemu dan berkenalan denganmu lho, dia akan datang jam 9.Itu berarti 10 menit lagi, sekarang dia sudah dalam perjalanan ke sini.”
“Hah! Beneran Dindra? wah, oleh sebab itu ya daritadi kamu terlihat sangat bahagia.”kataku sambil meledek Diandra.
Sepuluh menit telah berlalu,hingga orang yang kita tunggu-tunggu datang dan melambai pada Diandra. Setelah orang yang bernama Putra mendekat dan semakin jelas aku dapat melihat wajahnya, aku sangat terkejut dan tidak percaya bahwa orang yang ada di depanku yang tak lain adalah kekasihku sendiri.Tampak jelas juga wajah Putra yang tak lain Alex sangat terkejut pula.
“Hah! Jadi ini Di orang yang selama ini kamu ceritakan dan kamu sayangi?”
Sontak Diandra kaget dan bingung melihat aku yang bertanya sambil menitikkan air mata.Sedangkan Putra hanya bisa diam dan bersikap seolah dia tak pernah bersalah.
“Kamu kenapa Citra? apa yang terjadi? Mengapa kamu menangis, bukannya harusnya kamu senang bia bertemu dengan Putra?”
“Bagaimana aku tidak menngis Di?, ternyata orang yang selama ini kita sayangi dan selalu kita ceritakan itu orang yang sama. Alex itu Putra dan tentu saja Putra adalah Alex.” Kataku sambil tetap menangis.
“Tidak mungkin. Bagaimana ini bisa terjadi? aku tidak percaya Putra ataupun Alex namanya akan berbuat seperti ini pada kita. Stop Citra! jangan menangis aku tidak bermaksud juga untuk merebut kekasihmu.”
“Putra cepat jelaskan semua ini pada kita! apa maksud semua ini?”kata Diandra membentak Putra.
Citra segera berlari pergi setelah sebelumnya menatap Alex dengan sorot mata kecewa,kesal, dan amarah. Namun Alex tidak memedulikan pertanyaan Diandra dia berusaha mengejar Citra yang telah berlalu meninggalkan mereka dengan menaiki taksi.Diandra juga merasa begitu kesal pada Alex(Putra) yang ternyata mempermainkan dia dan sepupunya.
Setelah semua kejadian tersebut hubungan antara aku dan Diandra menjadi seperti es, beku dan sangat berbanding terbalik dengan dulu.