Privasi" yang diadakan oleh Kelompok mahasiswa CyberGuardian dari Universitas Adhirajasa Reswara Sanjaya Prodi Ilmu Komunikasi. Kunjungan ini merupakan bagian dari tugas akhir mata kuliah Social Media Etiquette. Dalam acara tersebut, para siswa SMK Bina Wisata Lembang diajak untuk memahami bahaya oversharing dan dampaknya terhadap privasi, terutama di era digital yang semakin terbuka.
Lembang -- SMK Bina Wisata Lembang menjadi tuan rumah kegiatan edukasi digital bertajuk "Transparansi MerusakIrish Fatia Maharani, narasumber utama yang juga seorang dosen social media ettiquet, membuka sesi dengan menjelaskan arti penting privasi. "Privasi adalah hak setiap individu untuk memilih apa yang ingin mereka simpan sendiri dan apa yang ingin mereka bagikan. Contoh sederhananya adalah waktu me-time yang tidak perlu selalu diumbar di media sosial," jelasnya.
Dalam penjelasan tentang oversharing, Irish menyoroti kebiasaan membagikan informasi secara berlebihan. "Banyak dari kita yang tanpa sadar memposting hampir setiap momen sehari-hari, mulai dari lokasi, aktivitas, hingga detail pribadi. Kebiasaan ini tidak hanya mencerminkan kepribadian kita, tetapi juga membuka celah bagi kejahatan dunia maya," tambahnya.
Irish juga menyoroti hubungan antara oversharing dan doxing. Ketika seseorang terlalu transparan di media sosial, informasi tersebut dapat digunakan oleh pihak tidak bertanggung jawab untuk melakukan doxing---yakni mengungkapkan data pribadi secara paksa atau tanpa izin, yang sering kali berujung pada penyalahgunaan.
Dampak Negatif dan Solusi
Kebiasaan oversharing membawa berbagai konsekuensi, seperti kejahatan cyber, catfishing, hingga penguntitan oleh orang asing. Postingan yang tampak sepele, seperti lokasi yang sering dikunjungi atau jadwal harian, dapat dimanfaatkan untuk tujuan buruk.
Untuk menghindari risiko ini, narasumber memberikan beberapa tips praktis:
- Lakukan Social Media Detox: Ambil jeda dari media sosial untuk mengurangi ketergantungan dan mengembalikan kontrol atas privasi.
- Anonymity is Power: Anda berhak untuk tetap anonim di dunia maya jika merasa lebih nyaman.
- Pikir Sebelum Posting: Tinjau setiap unggahan sebelum membagikannya untuk memastikan tidak ada informasi sensitif yang terungkap.
- Kenali Ancaman: Jika mulai merasa tidak nyaman dengan aktivitas online, jangan ragu untuk mengubah kebiasaan atau melaporkan pelanggaran privasi.
Acara ini mendapat respons positif dari para siswa yang menyadari pentingnya menjaga privasi di dunia maya. Salah satu siswa, Fania, mengatakan, "Dulu saya pikir membagikan banyak hal di media sosial itu wajar. Tapi sekarang saya tahu ada banyak risiko, dan saya harus lebih berhati-hati."
Kegiatan ini diakhiri dengan pesan dari Irish: "Media sosial adalah alat yang sangat kuat, tetapi seperti pisau, jika tidak digunakan dengan hati-hati, bisa melukai diri sendiri. Jadi, mari menjadi pengguna yang cerdas dan bertanggung jawab."
Melalui talkshow ini, mahasiswa Cyber Guardian tidak hanya berbagi ilmu tetapi juga belajar bahwa edukasi digital adalah langkah awal untuk menciptakan generasi yang lebih bijak dan aman di dunia maya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H