Mohon tunggu...
Erlina Febrianovida
Erlina Febrianovida Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wanita yang masih harus banyak berbenah :-)

Moga yang saya tulis dan bagikan jadi maslahat serta pemberat timbangan amal kebaikan di akhirat kelak, Aamiin... :-)

Selanjutnya

Tutup

Gadget

Pesona Dompet Digital Kini...

4 November 2019   17:22 Diperbarui: 5 November 2019   05:40 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

img-20191102-031609-5dbc9c55d541df0ea74cb592.jpg
img-20191102-031609-5dbc9c55d541df0ea74cb592.jpg
Apakah saya sedang promosiin E-wallet Dana dan Linkaja? tidak, sama sekali gak ada endorse2an dan saya pun tak dibayar. Apa saya ingin anda semua beralih ke E-wallet? ya gak-lah, itu semua pilihan sing-masing. Lagian pembayaran konvensional tetap sangat penting dan tidak mungkin ditiadakan (bagi saya ye), karena ada fungsi pembayaran konvensional yang tidak bisa digantikan oleh E-wallet atau e-payment dan para kroni2nya. Ke acara kondangan masih lebih resmi pakai "ngamplop" cara konvensional, masukkan uang fisik ke amplop dan selesai. Beda kisahnya kalau sistem-nya pakai e-payment, ya nominal amplop yang sedikit akan mudah terlihat dan terbaca jelas, beda kalo amplop dunia nyata, diisi dikit kan gak usah pakai nama to? (Skip kalau alasan ini ngasal, anggap saja intermezzo :-D)

Kita hidup di era serba mudah, serba canggih, jadi otomatis bisa lebih praktis. E-wallet hanyalah salah satu "alat pembayaran" Kekinian, sesuai dengan jaman yang katanya now ini. Takutkah saya bila ada hal-hal yang dianggap merugikan semisal akun kita dibajak atau bermasalah dengan saldo rekening (karena sistem sinkronisasi yang ada di E-Wallet ini), takut saldo kurang iya, tapi kalo saldo rekening jadi gendut ya kagaklah, Alhamdulillah malah wkwkwk.

(tirto.id)
(tirto.id)
Cuss, melirik poster dari tirto.id diatas saya pun sepakat. Semua kan sepasang sejatinya, tetap adalah sisi plus dan minus, pun teknologi yang bikin hidup kita jadi lebih ringkes, mudah, hemat, tetap adalah sisi buruknya. Saya aktif dalam per-onlen-an belum sepuh-sepuh amat, tapi juga bukan baru-baru ini. Pengalaman saya adalah kita tetap menjadi pemegang kemudi, dan itu berlaku gak hanya di online, di offline juga loh ya!. Kalau takut ya gak papa, toh E-wallet hanya alat mempermudah dalam melakukan pembayaran khususnya online, masih bejibun kok cara untuk membayar transaksi yang kita mau. Beneran ringkes en mudah aja, tetapi untuk yang kurang cakap mengontrol keuangan, maka bisa benjut stabilisasi ekonominya wabil khusus yang punya kebiasaan masuk kategori yang dibilang Mas Bro David Bach seorang Perencana Keuangan dari AS 'ntu, yap! Latte Factors alias kebiasaan kecil tapi rutin menghabiskan penghasilan, Misalnya rutin belanja online apalagi diskon harganya sampe tiarap banget, sekilas hemat, tapi kalo rutin? Korelasinya gimana?. Contoh aja ya, misal di atm saya punya uang 321 ribu (sedih ya), nah kan 21ribu gak bisa ditarik kan? (kecuali ada beberapa atm bisa mengambil uang dengan recehan 20rb, tapi setau saya kayak nyari jarum dalam jerami, gak banyak mbok), akhirnya daripada gak keambil dan mubazir (versi pembenaran) kita bisa tarik 10ribu (minimal top up e-wallet yang saya tahu), terus 10 ribu kita pakai deh untuk transaksi online yang sekarang ini gak usah kudu nunggu tengah malam sudah banyak promo atau Flash Sale, dan uang 10ribu bisa kita "manfaatkan" dengan dalih "kapan lagi nih ada atasan murah dan dapet ongkir pulak". Gak salah sih, dan beneran bisa untung...kalo sekali ya mbok. Tapi kalo sehari beli atasan promo 10ribu, pulsa kuota gede aktif 10 bulan harganya 10rb (misal aja yah ini mah), ada tas clutchbag yang kebetulan minggu nanti kondangan 10rb dll dikali sehari berapa dan sebulan berapa, ya bisa bikin saya gak hanya puasa senen kemis, atau senen ke minggu dst.... #Lebay

Tetap bijak adalah salah satu pedoman kita menghadapi teknologi yang sekarang serba memudahkan umat. Saya kalo lagi sok sibuknya kumat, biasanya mesen ke tukang sayur langganan via wa agar disisihkan dulu belanjaan yang saya mau (bahkan beli cemilan juga saya sering via WA karena tetangga ada yang jualan), dan nanti saya akan ambil sayur sebisa saya atau mau dianter sama si mbak jeung sayur juga bisa, resikonya? ya ntar siangan jadinya. Kalo mau cepet dapet sayur? ya saya yang ke tukang sayurnya, berlomba-lomba dengan emak2 lainnya mengubek-ubek sayuran dan lauk yang ada (ini nyambung gak sih contohnya :-P). FYI aja sih, bahwa teknologi sangat membantu kita dalam keseharian bahkan sampai hal remeh-temeh sedang kita bisa mengerjakan yang lain, pun itu salah satu yang membuat kita saat ini bisa disebut sebagai makhluk Tuhan yang Multitasking.

Jangan parno sebegitunya tak mau bersentuhan dengan teknologi era saat ini, karena mungkin saja kita tidak mau, tapi ada kondisi dimana kita lebih mudah menggunakan alat-alat canggih demikian. Tapi jangan overdose mendewakan kepraktisan dunia yang serba "e" juga. Semua ada manfaatnya jika kita cakap menggunakannya, toh manusia waras lagi baik yang menciptakan program ini semua selain dari sisi komersil, tentu menawarkan kemudahan bukan? yes, cakep!

Sekedar berbagi, karena saya masih norak sekarang bisa bayar minuman di booth-booth mini jalanan cukup scan barcode aka kode QR, walaupun saya belum pernah nyoba meski saya sudah punya E-wallet #eeeaaa, entahlah..., mungkin feel saya masih belum bisa move on, masih pegangan pada falsafah (halah..., salah sih nyomot diksi-nya) kalau transaksi offline harus pake uang konvensional, pas masuk ke online baru deh pake uang virtual :-P

Trims sudah mendarat dimarih :-)

Semua screenshot adalah dokumen pribadi, di-capture dari aplikasi DANA

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun