Mohon tunggu...
Erlina Febrianovida
Erlina Febrianovida Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wanita yang masih harus banyak berbenah :-)

Moga yang saya tulis dan bagikan jadi maslahat serta pemberat timbangan amal kebaikan di akhirat kelak, Aamiin... :-)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bidan Totalitas?

3 Agustus 2017   14:42 Diperbarui: 3 Agustus 2017   15:06 986
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Alhamdulillah segalanya baik2 saja. Dengan adanya riwayat demikian, saya memutuskan kembali lagi ke RS biasa saya memeriksakan kehamilan sebelumnya tetapi saya menaruh harapan agar bidan X tidak demikian kepada pasien lainnya, baik yang memerlukan tindakan medis segera (karena bisa jadi ada tahap lanjutan yang harus disegerakan) apalagi yang mau melahirkan. Saya kira kasus seperti saya adalah umum (maksudnya memang ada bidan demikian, ini hanya pikiran saya saja) jadi ya sudahlah, mungkin bu bidan sesekali seperti itu.

Tapi setahun berselang tetap saja kaget saat kakak saya berceloteh bahwa bidan X masih seperti itu, dan kali ini kasus pasien mau melahirkan..., iya, Ibu ini mau melahirkan lo..., dan bu bidan X yang saya lihat di pintu rumahnya bertuliskan "Persalinan 24 jam" nyatanya membuat si ibu kecewa karena saat mau melahirkan tidak ada! Sekali lagi, ya memang mulesnya bumil yang mau lahiran gakselalu langsung dede' bayinya keluar, tapi apa iya ibu mules mau melahirkan kudu' ngandelin bolak -- balik ngecek bu bidan ada di tempat atau nggak?. "Tidak ada" maksud saya disini adalah bukannya bu bidan gak boleh bepergian sedetik pun, melainkan tidak ada "soul" bidannya (ini hanya bahasa saya saja). Loh Kok?

Bu Bidan boleh kok bepergian atau karena suatu hal bisa tidak di tempat, tetapi bukan jadi "tuman" atau akhirnya dominan pasien jadi tidak terbantu. Pun setau saya dan dari info mereka yang pernah melahirkan di bidan, selalu ada asisten yang membantu atau menggantikan saat bidan yang bersangkutan sedang tidak ada di tempat, entah sebentar atau dalam jangka waktu lama.

Bukan tak ada pemakluman, bidan bisa jadi tidak ada di waktu -- waktu yang memang istilahnya "me time"-nya dia, misalnya saat bidannya sedang ibadah di hari raya, seperti contoh teman saya yang saat ke bidan namun yang bersangkutan sedang ke gereja (ibadah natal tanggal 25 Desember), itupun teman saya masih diterima oleh asistennya lo..., bukan tidak ada siapapun, dan menyarankan untuk dirujuk saja karena bayi dalam kandungan teman saya kala itu sudah tidak ada gerakan / denyut jantung saat di periksa oleh asisten bidan. 

Atau ada lagi kakak dari teman saya di bidan lain tempat, yang bu bidannya juga sedang tidak di tempat namun asistennya memberi opsi bisa kembali lagi saat bu bidan sudah ada atau bisa ke penolong medis lain, karena tindakan yang harus dilakukan saat itu asistennya tidak mampu melakukan. Atau juga pernah saya ketahui bidan mempunyai asisten yang sehari -- harinya untuk hal yang bisa dikerjakan asisten maka bu bidan tidak hadir, tetapi bila ada hal yang sifatnya segera bu bidan datang karena rumahnya dengan jarak praktek dekat.  

Saya maklum bila ada hal -- hal yang memang diluar kapasitas / jangkauan / keadaan urgent bidan akhirnya tidak di tempat, bidan juga manusia yang sesekali punya kepentingan pribadi atau menuntut dirinya menanggalkan sebentar profesinya karena satu dua hal. Tetapi yang selama ini saya temui (selain bidan X itu), para bidan tersebut "selalu berupaya memaksimalkan ada" untuk menangani pasien walau bu bidan secara fisik tidak hadir, tetapi "dia ada" melalui asisten beliau - beliau (atau mungkin karena saya pasketemunya atau taunya hanya dengan bidan yang bekerjanya tidak sendiri kali yah?). 

Sangat disayangkan bila dalam waktu tidak sebentar apalagi jadi kebiasaan bu bidan yang memang sudah mengikrarkan dirinya full time praktek tapi selonong boy saja pergi sedang tidak ada yang menggantikan, membiarkan bumil yang butuh bantuan segera jadi tidak atau kurang tertangani, atau seperti kasusnya teman kakak saya diatas itu... yang akhirnya luput mendapatkan manfaat fasilitas dari BPJS lantaran bu bidan tidak ditempat sedang bumil tersebut sudah mau melahirkan.

Tak bermaksud sedang menyudutkan profesi bidan lo, bukan itu penekanan saya (apalagi yang bekerjasama dengan BPJS) karena bidan dengan pengabdiannya yang total juga buuanyyaaak, karena bilapun saat itu saya atau teman kakak saya memang tidak berniat menggunakan BPJS toh bu bidannya tetap sedang tidak di tempat kan? Kembali ke personal, profesi apapun bukan jadi membatasi ingin -- inginnya kita yang lain, bukan membuat kita jadi gak freedom begini -- begitu, tapi ada "tuntutan" kita utuh bertanggung jawab didalamnya.

Terimakasih banyak sudah mampir dan membaca :-)

Sumber Gambar : http://www.indiaeducation.net

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun