Mohon tunggu...
Erlina Febrianovida
Erlina Febrianovida Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wanita yang masih harus banyak berbenah :-)

Moga yang saya tulis dan bagikan jadi maslahat serta pemberat timbangan amal kebaikan di akhirat kelak, Aamiin... :-)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bidan Totalitas?

3 Agustus 2017   14:42 Diperbarui: 3 Agustus 2017   15:06 986
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar : http://www.indiaeducation.net

Satu tahun lalu saat usia kandungan saya menginjak bulan ke -- 7 saya mendatangi bidan X karena bekerjasama atau menerima pasien BPJS. Kedatangan saya kala itu bermaksud mencoba fasilitas dari BPJS, bila memang perhitungannya lebih terjangkau dan dekat dengan rumah tentu menjadi support tersendiri bagi saya yang akan melahirkan anak pertama saya nanti karena di bidan cenderung lebih berasa hawa "rumah"-nya, apalagi kalau memang dekat dari rumah, sungguh membantu tentunya.

Sebelumnya saya menggunakan asuransi pendamping dari tempat suami saya bekerja, sehingga pilihan untuk memeriksakan kehamilan di dr. Spog terbilang cukup banyak, salah satunya di sebuah RS Swasta di bilangan Daan Mogot, Jakarta Barat. Ya, tentu berbeda kemudahan fasilitas yang dirasakan. Bila di faskes pertama pada asuransi pendamping suami saya itu tidak ada poli yang dituju (dalam kasus saya adalah poli Obgyn/kandungan), maka kita sebagai pasien bisa sesukanya memilih opsi Rumah Sakit yang ingin kita gunakan dan sudah pasti dengan dr. Spog.

Lantas bagaimana dengan BPJS? Di klinik faskes pertama BPJS saya tidak ada poli obgyn, yang akhirnya harus dengan rujukan bidan yang bekerjasama dengan BPJS di klinik tersebut apabila ingin ke Rumah Sakit, itupun baru akan dirujuk oleh bidan yang bersangkutan bila ada indikasi medis yang berbahaya, bila tidak? maka tetap akan ditangani bidan hingga persalinan nanti, karena bidan sendiri sudah mendapat instruksi bahwa bila masih bisa ditangani dan tidak diperlukan tindakan yang mengharuskan ke Rumah Sakit maka harus tetap bidan yang menangani. 

Tapi gak apa -- apa juga to bila memang penanganannya sesuai?, karena saya yakin kemudahan fasilitas yang sifatnya sekunder atau lebih, masih bisa ditoleransi oleh pasien bila penanganan semuanya sesuai, kan yang penting sehatnya?

Okay, saat pertama datang ke bidan X, bu bidan ada di tempat, dan seperti ibu hamil pada umumnya saya mendapat penanganan yang sesuai, termasuk penjelasan kesehatan dan lainnya. Termasuk keluhan saya mengenai keputihan pun di respon baik oleh bidan X tersebut, yang akhirnya ia membuat rujukan ke Puskesmas karena di Rumah Sakit keluhan saya soal keputihan (menyangkut cek darah dll) itu akan mengeluarkan biaya yang lumayan besar sedangkan di Puskesmas bisa gratis karena cek yang saya jalani beserta rangkaiannya merupakan salah satu program pemerintah untuk para Ibu Hamil. Alhamdulillah, keluhan tersebut ditangani baik oleh puskesmas dan benar gratis dan saya sembuh dari keluhan itu.

Beberapa minggu kemudian saya mengalami pendarahan, saya yang mau ngantor langsung tancap gas ke bidan X, sekitar pukul setengah delapan-an pagi saya tiba di depan rumah beliau. Saya ketok rumahnya, tak ada jawaban, sepi..., sambil menenangkan diri sendiri karena saya khawatir darah yang saya keluarkan semakin banyak (meski saya sudah mengenakan pembalut) dan takut terjadi apa -- apa selanjutnya, saya tunggu bu bidan X membukakan pintu. 

Tetap tidak ada jawaban..., gak lama dari balkon lantai 2 bu bidan, suami beliau memberikan keterangan dari atas bahwa bu bidannya sudah pergi, hah...? waduh...?, namun saya tetap menaruh harapan segera ditangani karena biasanya bidan yang sudah praktek tetap dan full pasti punya asisten karena bisa saja si ibu bidan ada keperluan dan bersamaan ada yang akan melakukan persalinan.

Tapi saya kaget saat suami bu bidan itu bilang ;

"udah jalan tadi jam 7, lagi pendidikan, nanti balik aja kesini jam 5" saat saya bilang apa nggak ada yang menggantikan atau asistennya?,

Ya ampun... saya itu butuh penanganan segera loh... saya ke rumahnya yang cuman beberapa menit aja berasa lama sambil berdoa agar pendarahan saya tidak hebat, eh ini disuruh balik jam 5?,  kesal saat itu bukan lagi waktunya karena saya harus segera menemukan penolong medis untuk saya dan bayi saya yang ada dalam kandungan ini. Akhirnya saya bergegas menuju bidan Y, bidan langganan kakak yang sudah pernah melahirkan 3 kali disana yang juga tidak jauh dari rumah saya dan bidan X tersebut. 

Dari situ saya dirujuk ke RS yang ingin saya tuju, dan saya pilih yang terdekat tentunya, Bidan Y melihat masih ada waktu cukup dan pendarahan sudah berhenti maka dia memberi opsi mau RS mana (awalnya, mau ke RS dimana saya biasa menggunakan asuransi pendamping dari tempat suami bekerja, tapi saya khawatir menambah waktu yang memicu bahaya lain maka saya tuju RS yang lebih dekat)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun