Dan jawabnya tetap tidak bisa pemirsah…, ya iyalah saya juga tahu yang mau dibangun cepet rumahnya kan bukan kami seorang to?, dan yang bikin saya tercengang lagi adalah saat saya tanya,
“Terus pembangunannya yang akan datang ini mulainya kapan ya mbak”
“Mengenai itu kami pun belum bisa memastikan kapan pembangunan selanjutnya akan dieksekusi bu”
Hah… jadi saya harus membayar sejumlah sekian nominal uang DP yang bangunannya belum tahu jeluntrungan formatnya seperti apa + dalam jangka 1,5 th maksimal & belum tahu dikerjakannya kapan gitu?, hhhmmm…, jadi logis nih kenapa DP bisa dicicil dalam jangka waktu lama kan?
Alhasil diminggu pertama selain nihil menjemput alternatif rumah idaman yang nyaman dikantong mbak saya pun mendaratkan ocehan..
“Ya kamu cari dong yang ready stock, pasti ada walau gak banyak. Memang ada yang sistemnya begitu, belum dibangun atau habis dan masih mau bangun karena perputaran uang, tapi yang ready stock atau masih kosong juga ada, kalau kelamaan ya sudah coba carilagi”
Minggu selanjutnya kami coba berburu rumah berlabel KPR lagi, dan didapat hasil yang lebih berimbang, seperti aturan prosedural bahwa akad kredit baru boleh setelah bangunan 80% jadi (bukan masih lahan kosong melompong), rumah yang terbukti sudah ada persediaannya meski tidak banyak, dan pembayaran yang juga lebih masuk akal yakni maksimal DP dibayarkan dalam jangka waktu 3 bulan karena target pengembang untuk masing – masing pembeli rumah adalah 2 bulanan bila tanah masih dalam bentuk kavling dan sekitar 1 bulan saja bila rumah sudah ada bangunan fisiknya sehingga hanya perlu finishing saja
Selain rumah berlabel KPR, kami juga mampir ke beberapa kantor pemasaran untuk perumahan komersil karena meski berbeda pengembang tetapi memang banyak proyek perumahan yang berdekatan di daerah pinggiran begitu (ya…sekedar tanya… kali aja menemukan rumah komersil dengan harga selevel subsidi hehehe…), seperti pada foto terakhir diatas dimana sebelah tanah kosong terlihat dari kejauhan deretan rumah yang dimiliki oleh pengembang yang berbeda. Didapati pula masih ada harga yang terjangkau untuk perumahan komersil (ya walau kantong saya tipe subsidi bangets qiqiqi…), fakta lainnya ya itu dia… banyak pula yang sold out alias habis sehingga harus indent ataupun bila ada maka unit yang tersedia untuk dipilih tidaklah banyak.
Lainnya, saya menemukan juga perumahan yang masih cukup jauh dari jangkauan angkutan umum atau masih ke pedalaman lagi :-D, serta ada pula yang lokasinya berdekatan dengan perumahan yang sebelumnya sudah dibangun tetapi kurang berkembang (serem juga kalo malem2 kondisinya, tapi mungkin saja saat itu penghuninya sedang banyak yang bepergian), bahkan kakak saya pernah survey dan menemukan perumahan yang letak lingkungannya kurang kondusif untuk dihuni, kenapakah?
Ya letaknya itu…mengharuskan kita melewati semacam hutan mini dulu (maksudnya masih banyak pohon – pohon besar lagi rimbun, jalan yang belum diaspal juga berkubang, sampai dijumpai pula anak - anak sekolah dengan menjinjing sepatunya), kondisi detailnya saya kurang bisa menjelaskan karena ini info dari kakak yang mengalami langsung, tetapi ini menjadi logis kenapa kedepannya subsidi KPR FLPP rumah tapak (landed house) ditiadakan dan dialihkan ke rumah vertical (rusun), ya salah satunya karena jangkauannya yang semakin jauh dari keramaian pada umumnya (pusat kota) atau jauh sekali dari lokasi tempat kerja. Kini meski masih ditemui dan laris tetapi sebaran rumah bersubsidi tidak sebanyak dulu (ini perbandingan pengalaman kakak saya saat mencari rumah bersubsidi 4 tahun lalu dengan kondisi sekarang saat tetangga dan juga saya mencoba mencari rumah kpr)
Intinya, mencari perumahan terjangkau (baik KPR atau Non) dengan fasilitas mumpuni saat ini masih bisa juga banyak dijumpai (utamanya yang komersil yah, dan letaknya kebanyak daerah pinggiran ibukota) tapi tetap harus jeli nan teliti, karena bukan hanya soal murah semata saja tetapi faktor kemudahan dan kenyamanan lainnya kan tetap harus dipertimbangkan. Benar pula bahwa bisa saja kita diposisi menunggu pembangunan rumahnya (indent) tetapi kan harus terang dan bisa memastikan pula kapan pembangunan disegerakan? serta termin penyelesaian rumahnya juga sehingga tidak terburu – buru atau menelan bulat - bulat statement wewangian dari para marketing :-)