Mohon tunggu...
Erenzh Pulalo
Erenzh Pulalo Mohon Tunggu... Guru - Akun Baru
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mencoba Menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Budaya Tahun Baru di Sentani Menjadi Penghambat Laju Pendidikan

28 Januari 2023   16:35 Diperbarui: 28 Januari 2023   16:52 365
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pertanyaan selalu ditanyakan oleh orang baru di Sentani, Kemana siswa, padahal biasa kelas penuh sedangkan bulan Januari ini, siswanya hanya bisa dihitung jari.

Anak-anak sekolah selalu mengikuti acara tahun baru, walaupun mereka bukan panitia pelaksana namun alasan mereka tidak masuk sekolah jelas, 'tidak masuk sekolah karena mau mengikuti acara tahun baru'.

Jika hal ini terjadi, siapa yang mau disalahkan? Guru, orangtua atau siswa itu sendiri. Dan yang lebih menyedihkan dimana saat ini anak-anak seusia tingkat sekolah dasar sudah berbaur dengan pemuda bahkan orang dewasa untuk mengikuti acara. Bahkan sering dikatakan acara goyang dari malam sampai pagi mereka mengikutinya sehingga tidak masuk sekolah.

Secara simpel, coba tanyakan anak-anak kemarin kita belajar apa? Mereka akan berpikir lama untuk menjawab, tetapi jika ditanya hari ini atau besok acaranya tahun baru dimana? Itu pertanyaan belum selesai, mereka sudah menjawabnya bahwa persiapan hingga busana yang akan dikenakan akan mereka lihai menjawabnya dibandingkan pertanyaan pelajaran.

Jika hal ini terus menerus dibiarkan, bukannya generasi emas Sentani mau dan bersaing di dunia pendidikan, namun mereka akan terus menutup mata dan akan menjadi penonton anak-anak dari wilayah lain.

Bahkan untuk mengalahkan sang penaklukan dunia dengan kecerdasan menghitung yakni Caesar Archangels Hendr Meo Tnunay atau lebih dikenal dengan panggilan Nono  yang merupakan siswa SD kelas II saja akan susah, karena siswa di Sentani akan lebih pandai menghitung jumlah hari dan tanggal acara tahun baru dibandingkan perhitungan matematika.

Apakah bisa dihentikan? Semua kembali kepada masing-masing orangtua murid, guru-guru sudah melakukan tugasnya dengan baik, namun jika orangtua masih memberikan kebebasan mengikuti acara tahun baru apalagi yang namanya acara goyang dari malam sampai pagi, tentu hal ini menambah beban berat guru yang yang harus terus menerus mengajar pada tingkat dasar pelajaran dibandingkan kepada tingkat lebih tinggi yakni penalaran.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun