Pernahkah kalian mendengar kata toleransi? Â Satu kata ini yang hingga saat ini selalu menjadi polemik para kaum intelektual dan juga masyarakat Indonesia pada umumnya.
Kita tidak perlu membahas nilai toleransi di negara tetangga, di Indonesia saja hingga saat ini selalu menjadi perbincangan bahkan perdebatan serius.
Mengapa masalah toleransi tidak bisa diatasi di Indonesia dan apa masalahnya?
Perlu cermati, toleransi adalah ada sikap menghargai dan menghormati perbedaan antar sesama manusia. Semua kitab suci pun menuliskan bahwa Tuhan menciptakan manusia berbeda satu sama lain. Dalam perbedaan itulah bisa menjadi kekuatan jika dipandang secara positif dan akan menimbulkan konflik jika dipandang secara negatif.
Nilai toleransi selalu dikaitkan dengan Bineka Tinggal Ika, berbeda-beda tetap satu jua yang hingga saat ini belum dipahami oleh masyarakat Indonesia, mereka lebih mementingkan ego sendiri.
Di pelosok negeri, tepatnya di SD Negeri Inpres Siboi-Boi yang berada di kampung Hobong, Kabupaten Jayapura, Papua. Ada sosok bapak guru Edi Purwanto yang perlu menjadi contoh dan teladan bagi semua masyarakat Indonesia yang masih melihat Indonesia secara kotak-kotak.
Guru yang saat ini di nota tugaskan oleh kepala sekolahnya untuk menangani kelas V sebagai guru kelas, dinilai sebagai sosok guru idaman.
Satu-satunya guru laki-laki di sekolah dan satu-satunya guru yang berbeda keyakinan dari guru lainnya. Ia, bapak guru Edi Purwanto beragama Islam.
Disamping menjalankan nilai agamanya secara rutin, ia juga tidak pernah lupa akan tugas dan tanggungjawabnua sebagai guru.
Bertempat tinggal di Besum dan mengajar di salah satu pulau di danau Sentani menjadi tantangannya sendiri.
"Saya dari jam 3 sudah bangun, solat subuh lalu mempersiapkan perlengkapan untuk mengajar. Jam setengah 6 saya sudah start ke sekolah," ujar bapak guru Edi.
Tak hanya ketekunannya dalam menjalankan tugasnya sebagai guru, ada hal unik yang menarik perhatian semua orang jika berkunjung ke ruang kelasnya.
Ada gambar Tuhan Yesus yang dipajang didepan ruang kelasnya. Gambar yang indah dibarengi bingkai yang cantik menjadikan ruang kelas V begitu mempesona nilai keagamaannya.
Setiap manusia memiliki nilai keberagaman yang berbeda, dan bagi bapak Edi Purwanto, berada di kampung yang mayoritas Kristen sehingga ia menyesuaikan diri dan tidak menghina dan merendahkan yang berbeda keyakinan dengannya.
Tak hanya didepan ruang kelas, di sudut baca ruang kelasnya pun terdapat poster gambar bunda Maria bersama Tuhan Yesus.
Sangat berbeda dengan figur dari bapak guru Edi Purwanto ini. Keberadaan dan penyesuaian dirinya dengan memelihara nilai-nilai toleransi wajib dicontohi oleh semua masyarakat Indonesia.
Jika sosok seperti bapak guru Edi Purwanto ini ada di seluruh pulau Indonesia, tentu negara kita menjadi negara yang aman, rukun dan saling menghargai satu sama lain.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI