Suamiku terlihat sangat tampan dengan rambut yang masih basah, ketampanan yang membuatku jatuh cinta berkali kali kepadanya. Aku tak pernah membayangkan bagaimana hidupku jika aku harus kehilangannya, "Tidak! Aku tak akan membiarkan siapapun mengambil suamiku dari sisiku," aku menggeleng pelan.
"Ada apa ma?"
"Tidak ada apa apa pa, kita makan yuk, aku sudah membuatkan makanan kesukaanmu, lontong soto daging," ujarku sambil membuka tudung saji.
Dia tak bergeming, padahal biasanya dia akan tertawa bahagia setiap melihat makanan kesukaannya itu.
"Ma, ini sudah 3 hari, bagaimana?, bukankah kamu bilang akan memberi jawaban setelah 3 hari?," dia memegang bahuku dan memaksa wajahku menghadap ke wajahnya.
"Aku sudah membuat keputusan, tapi aku akan mengatakannya setelah kamu makan malam. Aku membuat masakan ini sepenuh hati, tolong jangan merusaknya"
"Baiklah," dia mengalah.
Aku memotong satu buah lontong menjadi beberapa bagian yang aku letakkan di sebuah mangkok. Setelahnya aku tambahkan kecambah, irisan daun seledri, sedikit perasan jeruk nipis, bawang goreng, satu sendok makan koyah, dan sedikit kecap manis. Lalu aku guyurkan kuah soto yang masih panas beserta beberapa potong daging. Harum sekali.
"Kamu mau sambal pa?"
"Biar aku ambil sendiri, kamu tidak makan ma?"
"Aku sudah makan tadi," aku berbohong.