"Kamu bangun dulu sebentar, minum air putih, lalu tidur lagi,"Â
"Baiklah," Endah mengganggu pelan.
"Mmmmp, Dai dai, terimakasih sudah membangunkanku." Perempuan yang sudah seperti ibu sendiri bagi Endah itu, tersenyum kecil, mengelus rambut Endah sebentar, lalu kembali ke kamarnya.
Endah berusaha untuk memejamkan matanya lagi. Badannya berguling ke kanan, lalu ke kiri. Tapi toh, kedua matanya tetap tak mau diajak berkompromi. Mimpinya malam ini, hanya mimpi yang sama, mimpi yang sudah terlalu sering mengganggu tidurnya. Mimpi yang selalu membawa ingatan Endah kembali ke masa masa kelam kehidupan, yang selalu gagal dilupakannya.
***
Endah mengganti seragam biru putihnya dengan baby doll berwarna pink. Baby doll yang dipakainya itu dikirim oleh ibunya yang bekerja sebagai TKW di Malaysia, dua bulan lalu. Nenek Endah bilang hari ini ibunya akan pulang dari Malaysia, dan Endah sudah tak sabar menunggu kedatangannya. Minggu lalu, saat ibunya menghubunginya lewat telepon, Endah sudah memesan beberapa barang untuk dibawa pulang ibunya. Boneka Hello kitty, sepatu, tas, jam tangan, jepit rambut, dan beberapa barang lain yang bahkan sudah ditulisnya dalam daftar. Endah juga sudah sangat rindu dengan ibunya yang sudah hampir 2 tahun tidak pulang ke kampungnya.Â
Endah duduk dengan tidak sabar, sesekali matanya melongok ke arah jalan berdebu di depan rumahnya. Rumah yang ditempati Endah bersama neneknya ini, masih setengah jadi. Â Atapnya sudah jadi, begitu juga dengan kusen kusen rumah, seperti pintu dan jendela. Sedangkan dindingnya baru berupa batu bata yang belum disemen, dan lantainya masih berlantai tanah. Â Tidak bagus memang, tapi jauh lebih bagus dari rumah mereka dulu, yang hanya terbuat dari anyaman bambu, dengan lubang disana sini. Yang membanggakan, rumah ini merupakan hasil kerja ibu Endah sebagai TKW di Malaysia selama 6 tahun.
Endah melonjak girang saat sebuah colt pickup berhenti di depan rumahnya. Ibu Endah, Haryati, turun dari pintu depan mobil, dan Endah menghambur ke arah ibunya.Â
"Ibu jadi beli boneka buat Endah?, sepatu? tas?.." Endah menyebut semua pesanannya satu per satu dan disambut tawa sang ibu. Ibunya memeluk Endah erat, dia juga begitu merindukan putri semata wayangnya yang cantik.
Haryati melepaskan pelukannya, "Oh iya, ibu ingin mengenalkan Endah dengan seseorang"
Endah mengerutkan kening, "siapa bu?", tanyanya. Lalu Endah mengalihkan pandangannya ke arah mobil pickup mengikuti arah pandang ibunya. Seorang laki laki tinggi besar dengan kulit berwarna hitam, dan rambut dipotong cepak ala ala tentara, berjalan ke arah mereka.