Mohon tunggu...
Eren hNt
Eren hNt Mohon Tunggu... Wiraswasta -

I'm only an ordinary woman with an ordinary life.. Homestayeren.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Kupu-kupu Hitam

25 Maret 2016   16:41 Diperbarui: 25 Maret 2016   16:44 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Endah memesan semangkuk sop Tom Yum dan segelas kopi susu panas, entah mengapa rasa laparnya tiba tiba hilang saat bertemu dengan Willy. Celana gunung selutut, T shirt hitam bergambar tengkorak, dan sneakers warna senada denganT shirt nya, membuat Willy terlihat sangat tampan. Sling bag warna hijau lumut, tergeletak di sampingnya. Endah sesekali  mencuri pandang ke arah penghuni ruang hatinya itu.

"Kamu sering makan disini, mmmm.. siapa namamu?, aku lupa," Willy mengerutkan kening, mencoba mengingat ingat.

"Endah kak, kakak tidak sedang lupa, tapi kakak memang tidak pernah bertanya sebelumnya."

"Iya? aduh maaf ya, hehehe. Oh iya, kamu sering makan disini? Makanan di warung ini enak sekali loh"

Endah tersenyum kecil, "sering, biasanya aku kesini bersama Dai dai, apartemen kami di sebelah sana," Endah menunjuk ke arah beberapa bangunan tinggi berwarna hijau muda. "Yung Ming Court," tambahnya.

"Oh, dekat juga ya. Aku biasa kesini kalau lagi libur saja. Tidak tiap minggu, karena Rani tidak begitu suka..." Willy merendahkan volume suaranya. Tenggorokannya tercekat saat mengingat sosok Rani, dan Endah rupanya menyadari kalau raut muka Willy berubah muram.

"Kenapa hari ini kak Rani tidak ikut?" Endah bertanya hati hati.

"Dia pulang ke Malang, 2 minggu lalu. Ah sudahlah, aku sedang tidak ingin membicarakannya."

"Maaf kak," ujar Endah pelan, seolah olah sedang berempati. Sebenarnya, saat itu hati Endah tengah melompat lompat kegirangan. Setidaknya, ada setitik harapan untuk menggantikan tempat Rani. "Tim ci?" Endah terkikik pelan.

Pesanan Endah sudah tersaji di atas meja. Sop Tom Yum yang biasanya memang lezat, terasa begitu istimewa hari ini di lidahnya. Udang, kepiting, dan kerang di dalam mangkoknya, seperti sedang menari salsa. Hujan yang biasanya dibencinya, ternyata telah membuatnya jatuh cinta. "Mulai sekarang aku akan mencintai hujan," Endah menggumam.

Willy mengamati gadis cantik di hadapannya yang tengah menyantap sop Tom Yum dengan lahap. Sesekali gadis itu tersenyum kecil, lalu sedetik kemudian mukanya merona merah. Willy menduga duga apa yang ada di pikiran Endah hingga dia bersikap seperti itu. Mungkinkah dia sedang jatuh cinta?, tapi pada siapa? Pada Willy?, pada sop Tom Yum, ataukah kepada rinai hujan? Willy mengangkat bahu, "ah, bukan urusanku, hujan kadang memang membuat orang jadi aneh."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun