Mohon tunggu...
Eren hNt
Eren hNt Mohon Tunggu... Wiraswasta -

I'm only an ordinary woman with an ordinary life.. Homestayeren.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Belajar Ikhlas Dalam Musibah

11 Januari 2014   17:32 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:55 619
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

ilustrasi; http://www.keepcalm-o-matic.co.uk/p/keep-smile-and-ikhlas/ Kata bapak, hidup itu seperti roda yang berputar, kadang di atas kadang di bawah. Benar juga sih, sejak kecil terbiasa di bawah, hidup seadanya, dan sekarang baru merangkak naik dengan bekerja keras tapi sudah dihadapkan dengan musibah. Memangnya kalau mau diatas jalannya enak enak saja gitu? ya nggak lah, pasti banyak rintangannya. Kemarin saat mendengar kabar rumahku dimasuki pencuri dan semua burung kenari dibawa kabur aku sempat menangis sampai sakit kepala. Bagaimana tidak? nilai kerugian yang mencapai 50 juta bukan jumlah yang kecil buat kami, ngumpulinnya lama, sedikit demi sedikit dari gaji perbulan milikku dan adik laki lakiku. Pencuri yang sangat cerdas dan kemungkinan tau seluk beluk rumahku itu membobol genteng di atas kamar belakang yang dikhususkan sebagai kandang burung kenari. Dari ratusan kenari cuma disisakan 28 ekor kenari yang baru menetas dan induknya. Untungnya saat kejadian kedua orang tuaku tidur di kamar depan hingga mereka selamat dari para pencuri. Aku sempat menghibur ibu untuk mengikhlaskan saja kehilangan kami karena keselamatan bapak, ibu dan Mayang jauh lebih penting, aku tidak bisa membayangkan jika sesuatu terjadi pada mereka.

1389426049241004880
1389426049241004880
Beberapa ekor kenari ini juga ikut dibawa kabur pencuri (koleksi pribadi) Ikhlas, kata yang jauh lebih mudah untuk diucapkan daripada dilakukan, "kemalingan kok ikhlas", protes temanku saat aku bercerita padanya. Lah mau bagaimana? lapor polisi?, katanya sih gratisan, gak bayar, tapi tetap harus sukarela memberi UANG rokok, UANG makan, UANG bensin, dan lain lain, (sengaja huruf besar biar jelas, UANGnya). Intinya, jika kita hidup di Indonesia dan menjadi korban pencurian, kita harus punya uang lebih jika ingin lapor polisi, iya kalau barang yang dicuri bisa kembali, kalau tidak apa gak makin rugi?. Karena hal itulah aku dan keluargaku lebih memilih untuk mengamalkan ilmu ikhlas meskipun dalam hati mendongkol, "moga moga malingnya mendapatkan balasan yang setimpal dari Tuhan YME", begitu do'a ibuku meskipun katanya beliau sudah ikhlas. Susah juga ternyata melakoni ilmu ikhlas ya, tapi tetap harus belajar biar tidak mendendam karena harta bisa dicari lagi. Ikhlas....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun