Mohon tunggu...
Eremnes HD
Eremnes HD Mohon Tunggu... Freelancer - Newbie Photographer || Historian wannabe

Alumni Ilmu Sejarah yang masih perlu banyak belajar

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengulik Panggung Sandiwara Moriarty

10 Desember 2020   08:15 Diperbarui: 10 Desember 2020   08:28 508
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Daya Tarik Serial Anime Moriarty The Patriot

Beberapa minggu belakangan ini, saya tertarik dan mengikuti salah satu serial animasi Jepang yang lebih populer dikenal dengan anime, dengan judul dalam terjemahan bahasa Inggris adalah Moriarty The Patriot.

Saya mengikutinya hanya dengan menonton melalui salah satu penyedia tayangan anime resmi di Youtube, yaitu Muse Indonesia, yang mana serial Moriarty The Patriot ini tayang setiap hari Minggu malam, sekitar pukul 22.00 WIB.

Mungkin dari segi rating ataupun penggemar, serial anime ini bisa dibilang agak sepi peminat apabila dibandingkan dengan serial – serial ternama lainnya seperti One Piece ataupun yang sedang ramai diperbincangkan saat ini adalah Attack on Titan.

Namun, yang membuat serial Moriarty The Patriot ini menarik adalah karena sebenarnya seri ini menceritakan salah satu kisah detektif terkenal Sherlock Holmes melalui sudut pandang yang berbeda, yaitu dari sisi sang antagonis yang lebih dikenal dengan Prof. Moriarty atau hanya sekedar Moriarty saja.

Pada cerita aslinya sendiri, memang posisi Moriarty berperan sebagai lord of crime atau juga konsultan kriminal, yang menjadi lawan kuat bagi sang protagonis Sherlock Holmes.

Keunikannya adalah, meskipun berperan sebagai “penjahat”, nyatanya sosok Moriarty sendiri ternyata adalah seorang tokoh yang sulit untuk dijamah, karena ia memiliki latar belakang yang kuat dan jauh dari kesan seorang penjahat. Kalau tidak salah ingat, dalam ceritanya adalah ia dikisahkan sebagai seorang pengajar di sebuah universitas, karena itulah Moriarty juga disebut dengan Prof. Moriarty.

Hal yang membedakan antara kisah asli petualangan detektif Sherlock Holmes dengan serial anime ini adalah, bahwasannya sebenarnya walaupun dianggap sebagai seorang lord of crime, ternyata Moriarty dan rekan – rekannya ini memiliki suatu idealitas dan tujuan tersendiri. 

Tujuan di balik “kejahatan” yang didalanginya ternyata lebih bertujuan untuk merevolusi kondisi masyarakat Inggris saat itu, yang dikisahkan masih menerapkan sistem kelas sosial sebagai suatu dampak dari revolusi industri di Eropa, dengan para bangsawan memegang kendali kekuasaan. Di mana sebagian bangsawan ini memanfaatkan kekuasannya untuk melakukan tindakan yang tidak manusiawi, seperti misalnya menyiksa, hingga membunuh, bahkan mempermainkan kehidupan orang lain yang berada di kelas bawah.

Uniknya, dalam serial anime ini, Moriarty, atau oleh rekan – rekannya lebih sering dipanggil dengan nama aslinya William ini digambarkan berperan sebagai sutradara dalam suatu upaya revolusi untuk meruntuhkan sistem kelas sosial dan mengungkap “kebobrokan” dari kalangan kelas atas.

Sherlock Holmes dalam versi ini juga digambarkan sebagai suatu aktor detektif yang akan mengungkap dan menjadi protagonis dalam “panggung sandiwara” yang diarahkan dan direncanakan oleh Moriarty.

Sementara, pada akhir dari panggung sandiwara tersebut akan ditutup dengan pengorbanan dari komplotan Moriarty ini, yang muncul sebagai lord of crime yang akan “mati” ketika pertunjukan atau skenario revolusinya telah usai.

Moriarty sendiri dalam melancarkan rencananya menggunakan pion – pionnya, tetapi dengan cara yang cukup menarik. Para tokoh atau pemain dalam drama revolusinya ini dipilih dengan cara seksama, seperti misalnya memberikan kesempatan bagi para korban bangsawan yang sebagian besar adalah orang – orang kelas bawah untuk menjadi bagian dari rencananya untuk menghancurkan dan mengungkap sisi gelap kelas atas.

Ataupun salah satu hal yang menarik adalah dengan teknik menangkap pencuri dengan pencuri. Namun, secara umum, dapat dikatakan bahwa dalam menuntaskan kisah di panggung sandiwaranya, sang lord of crime ini telah menempatkan status dan peran dari masing – masing tokohnya.

Panggung Sandiwara, Status, dan Peran

Memang terkesan sedikit aneh ketika merangkum garis besar kisah dari serial anime Moriarty The Patriot dengan langsung menutup ceritanya dengan gambaran “pengorbanan” dari sang tokoh utama, karena saya sendiri juga belum tahu bagaimana akhir cerita dari sudut pandang sang pengarang versi ini.

Tetapi sebenarnya yang ingin saya garis bawahi adalah mengenai konsep “panggung sandiwara” yang dibuat oleh Moriarty untuk menjalankan upaya revolusinya terhadap sistem kelas. Selain itu juga mengenai penetapan dan pemilihan status dan peran bagi para aktor yang akan ditampilkannya dalam kisah tersebut, misalnya peran Sherlock Holmes yang dijadikannya sebagai “cahaya yang menerangi kegelapan”.

Ketika memikirkan mengenai ketiga hal tersebut, yaitu panggung sandiwara, status, dan peran, saya sempat teringat yang disampaikan salah seorang guru saat mengajar mata pelajaran Sosiologi ketika saya masih kelas X MA.

Seingat saya, beliau menganalogikan kehidupan sosial masyarakat yang ada di sekitar kita adalah sebuah panggung sandiwara, yang mana setiap individu – individu di dalamnya, termasuk kita sendiri memiliki status dan perannya masing – masing.

Sebagai contoh, ketika di lingkungan sekolah, maka pada saat itu, saya berstatus sebagai salah satu pelajar kelas X, dan juga peran yang saya lakukan adalah sebagaimana layaknya pelajar yang menimba ilmu di sebuah lembaga sekolah.

Lalu, mengapa kok disebut juga sebagai panggung sandiwara ?. Jika menilik dari lirik lagu berjudul Panggung Sandiwara yang dulu sempat populer, yaitu

            “Dunia ini

            Panggung sandiwara

            Ceritanya mudah berubah...”

Maka, setidaknya kita mendapatkan sedikit gambaran, bahwasanya dalam kehidupan bermasyarakat, diibaratkan seperti panggung sandiwara yang ceritanya mudah berubah.

Maksudnya adalah, pada setiap ruang seperti lingkungan masyarakat, atau dalam bahasa lain mungkin disebut dengan sistem sosial, bisa jadi akan memberikan “cerita” yang berbeda satu sama lain, dan juga setiap individu anggotanya juga akan memiliki status dan peran yang berbeda.

Sebagai contoh, seorang siswa ketika dalam lingkup sekolah akan memiliki status dan peran sebagai pelajar yang sedang belajar di sekolah. Akan tetapi hal tersebut akan berubah ketika ia berkecimpung dalam suatu komunitas di luar sekolanya, bisa jadi status atau perannya akan berubah, misalnya menjadi ketua komunitas.

Di sisi lain, ketika di sekolah seorang guru, status dan perannya adalah sebagai pengajar, namun ketika di luar sekolah, bisa saja guru tersebut berubah menjadi ketua RT, ataupun Takmir Masjid di lingkungan tempat tinggalnya.

Sebagai pemain atau aktor dalam suatu sandiwara, tentunya setiap status dan peran tersebut memiliki arti masing – masing. Maknanya adalah, setiap unsur yang ada dalam suatu sistem sosial memiliki fungsi tersendiri, dan juga keberadaannya akan memberikan dampak bagi bagian yang lain.

Misalnya, dalam kasus yang sama seperti uraian sebelumnya, keberadaan dari pelajar akan berpengaruh bagi pengajarnya, demikan juga sistem sosial berupa lembaga sekolah tersebut, dan hal tersebut juga berlaku sebaliknya.

Apabila dikaitkan dengan serial Moriarty The Patriot, maka akan memunculkan keberadaan Sherlock Holmes sebagai protagonis utama dalam panggung sandiwara Moriarty. Dalam hal ini pihak lord of crime membutuhkan peran dari Sherlock, begitu pula sebaliknya, rasa penasaran Sherlock akan membutuhkan trik – trik dan startegi yang dijalankan oleh pihak Moriarty untuk dibongkar dan dipecahkan.

Keterkaitan dengan Analogi Durkheim

Sebenarnya secara tidak langsung, konsep status dan peran juga dapat digambarkan dari sebuah teori, yaitu struktural fungsionalisme, yang kemudian lebih dikenal juga dengan istilah fungsionalisme. Salah satu tokoh terkenalnya adalah Emile Durkheim.

Jika sebelumnya keberadaan status dan peran tersebut digambarkan dalam sebuah panggung sandiwara, maka dalam pemikiran Durkheim ini dianalogikan dengan cara kerja organisme biologis. Maksudnya adalah, suatu struktur sosial ibarat seperti suatu entitas hidup yang keberlangsungannya tergantung dengan semua organ – organ yang memiliki peran masing – masing dan bekerja sama dengan baik.

Teori ini menggambarkan bahwasanya suatu masyarakat terbentuk dari berbagai macam bagian, yang setiap bagiannya saling terhubung dan berkaitan satu sama lain.

Oleh karena itulah Durkheim dan para fungsionalis lainnya menganalogikannya dengan berbagai macam organ dalam suatu entitas hidup, yang setiap organnya memiliki peran dan fungsi masing – masing yang tidak tergantikan. Istilah yang diterapkan oleh para fungsionalis untuk menyebut hal tersebut adalah melaksanakan fungsi yang diperlukan.

Tujuan dari adanya status dan peran dalam suatu masyarakat tersebut adalah untuk memilihara kestabilan dan keharmonisan dalam suatu sistem sosial atau masyarakat. Ketika salah satu bagian mengalami disfungsi atau gagal dalam menjalankan perannya, maka akan menyebabkan malfungsi dalam sistem sosial tersebut.

Dalam artian, ketika salah satu bagian tidak dapat menjalankan perannya dengan baik, maka hal tersebut akan berdampak pada bagian – bagian yang lain, karena bagian – bagian tersebut saling terhubung satu sama lain.

Sebagai contoh, misalnya dalam suatu lingkungan sekolah, secara garis besar akan muncul dua peran besar, yaitu pelajar dan pengajar. Ketika salah satu di antaranya tidak dapat menjalankan peran atau fungsinya dengan baik, atau istilahnya mengalami disfungsi, maka akan terjadi ketidak stabilan dalam lingkungan sekolah tersebut.

Dalam kasus ini, dapat kita ketahui ketika awal penerapan sistem belajar jarak jauh, yang mana setiap unsur dalam lingkungan sekolah tersebut akan saling berusaha beradaptasi, dan dalam proses tersebut tentunya setiap fungsinya tidak langsung bisa berjalan dengan maksimal, sehingga muncul berbagai kendala, seperti tugas yang menumpuk, kesenjangan teknologi, masalah paket data ataupun jaringan, dan lain sebagainya.

Simpulan

Berdasarkan uraian panjang lebar tersebut, sebenarnya salah satu unsur dalam kehidupan sosial bermasyarakat yang mungkin banyak yang tidak terlalu menyadarinya, memberikan sumbangsih yang begitu besar.

Penggambaran status dan peran yang baik langsung atau tidak langsung melekat pada setiap individu dalam suatu masyarakat yang dianalogikan seperti layaknya panggung sandiwara ataupun organ – organ dalam suatu entitas hidup ternyata memiliki dampak yang begitu besar.

Hal tersebut dikarenakan keberadaannya yang saling terkait dan terhubung dalam suatu sistem sosial, yang mana fungsi dan peranan masing – masing unsur akan memberikan dampak dari keberadaan sistem masyarakat itu sendiri, seperti halnya Moriarty dan Sherlock Holmes.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun