Mohon tunggu...
EREDITA CANTIKA PUTRI
EREDITA CANTIKA PUTRI Mohon Tunggu... Universitas Airlangga

Mahasiswa Program Studi Teknik Elektro Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Dampak Hoax terhadap Generasi Z di Era Revolusi 4.0 serta Regulasi Literasi Digital sebagai Antisipasi

7 Juni 2022   02:40 Diperbarui: 7 Juni 2022   02:56 746
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salah satu faktor utama penyebab hoax berkembang ialah kecenderungan masyarakat kurang bertanggung jawab dalam bermedia sosial. Penyebar- penyebar hoax ini harus diberantas agar masyarakat tidak khawatir dan cemas akan menerima berita-berita tidak bermutu. 

Salah satu imbauan yang bisa membantu adalah kita sebagai masyarakat, harus cerdas memilih berita yang sesuai fakta dan menghindari berita yang akan memperkeruh.

Generasi z yang cenderung mudah terkena pengaruh kenegatifan dari internet tersebut akan mengalami hal-hal buruk seperti kecanduan dengan internet, mudah mempercayai berita-berita hoax, dan kecemasan berlanjut bagi pengguna aktif social media. 

Hal yang perlu dilakukan agar tidak terjadi hal-hal tersebut, perlu adanya literasi bagi generasi z, karena literasi dapat menambah pengetahuan dan pemahaman mem-filter informasi-informasi tidak bermutu agar dapat terhindari. Sebagaimana teknologi canggih pada revolusi 4.0, hal-hal tersebut semestinya bisa dilakukan dengan mudah, hanya karena kekurungannya perilaku dan pengetahuan bagi generasi z yang menjadikannya masalah.

Media yang digunakan generasi z, seperti media sosial merupakan hal yang rentan akan mengakibatkan menyebarluasnya berita-berita hoax dan menambah kemasifan persentase hoax dalam media-media, yang dimana akan digunakan dalam kehidupan sehari-hari. 

Dengan begitu, hal yang bisa dilakukan ialah pengguna internet sebaiknya memfilter berita-berita tersebut. Maka dari itu, agar generasi z bisa mengetahui dimana berita tersebut akan menyampaikan fakta atau hoax, perlunya pendidikan literasi digital.

Masyarakat begitupun generasi z semakin cemas akibat semakin masif menyebarluasnya hoax, inipun berlaku untuk seluruh penduduk bangsa Indonesia. Karena hal tersebut, dengan juga faktor kita berada di era revolusi 4.0, sulit untuk menerima berita terpercaya yang dapat diterima sesuai fakta. 

Alhasil, salah satu cara yang dapat dijadikan pemahaman bagi seluruh bangsa Indonesia ialah pendidikan literasi digital, yang adalah pendidikan dimana menggunakan teknologi juga kemampuan penggunanya sebijak mungkin demi menciptakan interaksi dan komunikasi yang jelas.

Literasi digital yang menekankan kemampuan kritis individu untuk menggunakan media digital, termasuk media sosial, didasarkan pada pemrosesan informasi dan mencakup keterampilan teknologi, kognitif, dan sosial. Hal ini harus dilakukan agar pengguna internet lebih peka dalam menyaring informasi dan dapat membedakan antara fakta atau hoax. 

Literasi digital merupakan alternatif yang efektif dengan memperkenalkan peringatan berita palsu, prosedur validasi informasi, dan pelacakan informasi yang mungkin masuk dalam kategori hoax.

Regulasi yang dapat dilakukan agar penyebaran hoax bisa diatasi adalah dengan mengedukasi generasi z mengenai pemahaman literasi digital dengan media yang dimana sekarang kita berada di era revolusi industri 4.0, sebagaimana seharusnya kita bisa lebih mudah untuk menganalisis hoax dengan memfilter berita-berita tersebut adalah fakta atau hoax. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun