Perpustakaan digital merupakan pengganti layanan perpustakaan berbasis online berisi koleksi perpustakaan yang sudah didigitalisasi berupa dokumen digital (Yois &iMarlini, 2020). Perkembangan teknologi yang pesat mendorong adanya kemajuan pelayanan di perpustakaan sehingga perpustakaan tidak kehilangan minat masyarakat ditengah ke praktisan temu kembali informasi saat ini. Pada era digital saat ini tentunya perpustakaan perguruan tinggi juga berhadapan dengan tantangan dalam mengelola pengetahuan. Beberapa tantangan yang dihadapi perustakaan di era digital ialah: (1) Perkembangan teknologi informasi yang pesat perpustakaan diharuskan terus memperbaruhi dan beradaptasi; (2) Pengelolaan koleksi yang meluas perpustakaan sangat memerlukan sistem manajemen pengetahuan yang tangguh dalam menyusun, mengindeks, dan menjaga keberlanjutan lokasi yang terus berkembang; (3) Literasi informasi yang rendah, perpustakaan harus memiliki inovasi bagaimana menarik minat masyarakat dalam mengembangkan keterampilan literasi di era digital saat ini; (4) Keamanan data dan privasi yang ketat dan aman guna menjaga keamanan yang tepat untuk melindungi data pribadi dan mencegah akses yang tidak sah; (5) Keterbatasan sumber daya mengenai hal anggaran, personel, dan infrastruktur.pengelolaan pengetahuan era digital memerlukan investasi dalam yang signifikan dalam perangkat lunak, sistem manajemen pengetahuan, dan sumber teknis lainnya. Menghadapi tantangan ini perpustakaanperguruan tinggi perlu mengembangkan strategi dan kebijakan yang efektif guna mengelola pengetahuan era digital.
      Peluang perpustakaan era digital perguruan tinggi tentunya juga memiliki peluang yang luas dan signifikan dalam manajemen pengetahuan. Dimana peluang-peluang ini dapat memajukan sistem dan perpustakaan itu sendiri, peluang-peluang tersebut yaitu: (1) Kecerdasan Buatan dan analitika data, peluang ini memiliki potensi besar dalam meningkatkan manajemen pengetahuan dan perpustakaan digital; (2) Augmented Reality (AR) dan Virtual Reality (VR) dapat memberikan pengalaman pembelajaran yang interaktif dan mendalam. Pengguna dapat berinteraksi dengan materi pembelajaran secara virtual, mengunjungi perpustakaan digital dala VR atau mengakses sumber daya digital dengan cara yang lebih bervariasi; (3) Kemitraan dan kolaborasi dengan pendidikan lain, penerbit, dan lembaga penelitian. Melalui kemitraan dan kolaborasi perpustakaan dapat memperluas akses ke sumber daya informasi terbaru, berbagi koleksi, dan meningkatkan layanan bagi pengguna; (4) Open acces dan open educational resources yang dapat dimanfaatkan perpustakaan perguruan tinggi guna memainkan peran dalam mendukung dan mempromosikan akses terbuka terhadap sumber daya informasi. Perpustakaan dapat menyediakan platform untuk penyimpanan, pengelolaan, dan berbagi sumber daya terbuka dengan komunitas akademik; (5) Mobilitas dan akses multiplatform, perpustakaan perguruan tinggi harus mempu menyediakan akses yang responsif dan berkinerja tinggi melalui beberapa platform perangkat, seperti smartphone, tablet, laptop, dll; (6) Analisis big data dan text mining dapat memberikan wawasan berharga dalam memahami tren dan pola penggunaan, pemilihan sumber daya, dan kebutuhan informasi, dimana teknik ini dapat meningkatkan pengelolaan koleksi, mengidentifikasi trend dan riset, serta dapat memberikan layanan yang lebih efektif. Dalam peluang perpustakaan ini menunjukkan pergeseran menuju pengelolaan pengetahuan yang lebih adaptif, terhubung, dan berfokus pada pengalaman pengguna. Apabila perpustakaan perguruan tinggi mampu memanfaatkan peluang-peluang yang ada , akan dapat meningkatkan layanan perpustakaan, memperluas aksesbilitas, dan memberikan pengalaman belajar yang lebih baik dan berkesan kepada pengguna.
      Ketika berurusan dengan perpustakaan perguruan tinggi, manajemen pengetahuan membutuhkan perspektif dan pola pikir yang terampil. Perpustakaan perguruan tinggi harus kuat dalam menerapkan manajemen pengetahuan karena mereka harus menerima pengunjung yang aktif dan sistem pembelajaran yang membutuhkan pengetahuan terbaru. Mereka juga harus menangani berbagai topik dan disiplin ilmu. Oleh karena itu, pustakawan perguruan tinggi harus terus memperbarui kemampuan mereka. Perpustakaan perguruan tinggi modern tidak hanya mengelola dan menyebarkan informasi; mereka juga membuat informasi. Perpustakaan perguruan tinggi harus mempersiapkan sumber daya manusia, yang merupakan elemen penting yang harus disiapkan. Perpustakaan ini bertanggung jawab untuk mengubah berbagai sumber daya yang ada menjadi sumber daya yang relevan yang dapat digunakan untuk meningkatkan pengetahuan mereka. Maka dari itu, penting adanya profesi pustakawan di perguruan tinggi yang menguasai spesialisasi sesuai dengan bidang ilmu masing-masing sehingga dapat fokus mengelompokkan informasi sejenis yang akan digunakan oleh akademisi guna mengembangkan ilmu pengetahuan.
Kesimpulan
      Dalam era digital yang terus berkembang, perpustakaan perguruan tinggi mengambil peran yang sangatpenting pada mengelola pengetahuan dan menyediakan akses terhadap sumber daya informasi. Melalui perpustakaan digital, perguruan tinggi dapat meningkatkan aksesibilitas, ketersediaan, dan penggunaan sumber daya elektronik oleh mahasiswa dan fakultas. Perguruan tinggi telah mengalami transformasi dalam mengadopsi teknologi informasi berfungsi meningkatkan efisiensi dan efektivitas manajemen pengetahuan. Perpustakaan digital memungkinkan akses sumber daya informasi yang luas dan fleksibel, dengan memanfaatkan buku elektronik, jurnal ilmiah, basis data, dan sumber daya digital lainnya. Aksesibilitas yang lebih baik dan ketersediaan tak terbatas memungkinkan pengguna untuk belajar dan melakukan penelitian kapan saja dan di mana saja.
Penerapan sistem manajemen pengetahuan terintegrasi memungkinkan perpustakaan untuk mengelola, mengatur, dan menyediakan akses ke sumber daya elektronik dengan lebih efisien. Peningkatan literasi informasi dan pendidikan pengguna juga menjadi fokus penting dalam memastikan pengguna mampu menggunakan sumber daya elektronik dengan efektif dan mengembangkan keterampilan pencarian informasi yang baik. Namun, dalam menghadapi era digital, perpustakaan perguruan tinggi juga dihadapkan pada tantangan yang signifikan. Pengelolaan koleksi yang meluas, perlindungan data elektronik, dan kepatuhan terhadap peraturan privasi merupakan tantangan yang perlu diatasi. Selain itu, perubahan paradigma belajar dan perubahan perilaku pengguna juga memerlukan adaptasi dan inovasi dalam layanan perpustakaan.
Dalam rangka mengoptimalkan manajemen pengetahuan era digital, perpustakaan perguruan tinggi perlu terus berinovasi, beradaptasi, dan berkolaborasi. Meningkatkan literasi informasi, menjaga keamanan data elektronik, dan memanfaatkan tren teknologi yang sedang berkembang akan memungkinkan perpustakaan untuk memainkan peran yang krusial dalam mendukung pembelajaran, penelitian, dan pertumbuhan akademik di perguruan tinggi. Dengan demikian, perpustakaan digital di perguruan tinggi memiliki potensi besar untuk meningkatkan aksesibilitas dan ketersediaan sumber daya informasi, memfasilitasi kolaborasi dan pembelajaran yang interaktif, serta menjadi pusat pengetahuan yang inovatif dan relevan di era digital.
Daftar Pustaka
(Senjaya and Susinta 2022)Anggreini, Yesika, and Br Ginting. 2021. "Peran Perpustakaan Dalam Penerapan Knowledge Management Di SMP Negeri 1 Peran Perpustakaan Dalam Penerapan Knowledge Management Di SMP Negeri 1 Kabanjahe Oleh: Yesika Anggreini Br Ginting Mata Kuliah: Manajemen Pengetahuan Dosen Pengampu: HIMMA DEWIYANA Departemen Ilmu Perpustakaan Dan Sains Informasi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara." (December).
Aulianto, Dwi Ridho. 2019. "Implementasi Manajemen Pengetahuan Pertanian Pada Perpustakaan Khusus PUSTAKA Kementan RI." (July).
Dan, Manajemen Pengetahuan. 2020. "Manajemen Pengetahuan Dan Implementasinya Dalam Organisasi Dan Perorangan." 16(1): 77--90.