Mohon tunggu...
eRda cIgaretta
eRda cIgaretta Mohon Tunggu... -

seorang wanita yang senang berbagi..

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Pengalaman Nonton JavaRockingLand Tahun Lalu (2)

29 September 2010   19:58 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:51 300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Ah sudahlah, daripada mikirin itu, belum tentu panitia juga ikut mikir, mendingan saya cari tempat yang nyaman untuk makan nasi gudeg yang sudah ditangan ini. Ternyata nasi gudegnya tidak terlalu enak, bahkan saya ngerasa agak asam rasanya. Mungkin karena dari pagi tidak dipanasin, jadinya sudah mulai basi. Tapi demi perut yang sudah kelaparan, tetap saya embat juga deh. Mmm, kalau begini, saya berencana besok mau membawa makanan saja dari rumah. Mending masak sendiri, lebih praktis dan pastinya tidak terlalu boros. Ini juga bisa jadi tips buat teman-teman yang nantinya akan menonton konser rock, sebisa mungkin jangan beli makan di tempat konser, kalau mau ngirit siy, dan jangan lupa pakai akal supaya bisa lolos dari pemeriksaan di pintu depan. Yah, pinter-pinternya kita sajalah.

Selesai makan, kami mendengar suara alat musik yang sudah mulai dimainkan. Bergegas saya dan Popoy mendekati panggung, ternyata jam itu adalah jam tampilnya Melee, band asal Amerika di panggung utama. Chris Cron, sang vokalis yang juga pinter banget main keyboard, tampil secara atraktif. Hmm, jujur, sebenarnya saya juga tidak terlalu kenal dengan lagu yang mereka bawakan. Tapi karena mereka tampil sangat baik dan didukung oleh tata lampu dan sound system yang sangat baik, banyak juga diantara kami yang ikut mendengar, paling tidak ikut menonton atraksi mereka. Karena penasaran, saya coba iseng browsing di Google, dan ternyata Melee ini terdiri dari Ricky Sans pada gitar, Ryan Malloy sebagai basistnya, dan Mike Nader pada posisi drummer. Sebagai penikmat musik penampilan mereka termasuk tidak mengecewakan. Apalagi mereka juga proaktif terhadap penonton. Bahkan Chris sampai berani mendekati penonton sampai batas pagar, bahkan sampai bisa dipeluk dan dicium oleh penonton wanita yang terdekat disana. Huuh, jadi ngiri saya niy. Hehehehe. Intinya mereka mengatakan bahwa Indonesia adalah negara yang indah, yang nyaman bagi mereka. Dan mereka sangat senang bisa berada di Indonesia, meski mereka tau kalau baru saja Jakarta diguncang bom, tapi mereka tidak takut justru sangat antusias untuk datang ke JRL. Mungkin alasan itulah yang membuat Chris Cron mengenakan kaos putih bertuliskan We Are Not Afraid. Tepuk tangan meriah buat Melee karena statement nya itu. Dan pertunjukan mereka diakhiri dengan pesta kembang api yang sangat meriah di depan stage.

Sebenarnya, sebelum Melee selesai, saya sudah beranjak ke Telkomsel Stage, karena disana sudah siap Netral, band rock asal Indonesia. Dan karena ini juga termasuk band favorit dari Popoy, maka kami sangat antusias berada dalam kerumunan orang-orang pecinta Netral. Kami berdua mencoba untuk bisa maju sampai depan. Begitu pesta kembang api dari Melee selesai, lampu di Telkomsel Stage menyala, dan terdengarlah gebukan drum dari Eno, disusul dengan suara Bagus dan sorak sorai penonton. Karena ini benar-benar band rock yang metal banget, Bagus meminta kami membentuk lingkaran besar di tengah-tengah supaya kami bisa leluasa berjoget sambil bertabrak-tabrakan. Kalau untuk hal ini saya tidak ikutan lah, ngeri saya. Lawannya besar-besar badannya. Saya hanya menikmati tontonan itu selama beberapa menit. Setelah itu, penonton kembali ke depan panggung dan menikmati musik dari Netral dengan damai. Bagus sang vokalis juga mengucapkan terima kasih, karena penonton sudah bersikap tenang, damai dan tidak rusuh meski tadi ada adegan bertabrak-tabrakan. Mereka juga mengucapkan turut berbela sungkawa atas meninggalnya musisi nyentrik Mbah Surip dan budayawan W.S Rendra, sebelum kemudian menggebrak lagi dengan lagu-lagunya. Maaf ya, saya tidak terlalu ingat ada berapa dan apa saja lagu yang dibawakan masing-masing band. Hehehe. Sebelum lagu terakhir dimainkan, saya sudah meminta Popoy untuk segera kembali ke panggung utama, karena tidak lama lagi jadwal Vertical Horizon (VH) akan main, dan mumpung belum banyak penonton yang bergerak ke sana. Akhirnya dengan berlari, saya dapat sampai ke depan panggung, tidak benar-benar depan siy, 3 baris dari depan, dan dipinggir jalan menuju tempat mixer, sekalian berharap ada adegan seperti yang dilakukan Chris tadi. Hihihi, cuma berharap kok. Jadi andai saja Popoy membawa kamera, posisi kami tuh tepat banget, dan pasti jadinya akan sangat fantastic.

Kira-kira jam 11 malem, para personel Vertical Horizon, Ed Toth sang drummer, Sean Hurley bassistnya, Keith Kane guitaristnya, satu persatu mulai masuk menuju panggung, dan seiring lampu di panggung utama dinyalakan, disusul gebrakan drum dan gesekan gitar dan bass, muncullah Matt Scannels, sang vokalis sambil membawa gitarnya dan membawakan lagu Inside. Wow, itu kata pertama saya. Tidak percaya rasanya mereka yang biasanya hanya saya lihat di TV, dan mendengar suaranya di kaset atau CD, atau download mp3 gratisan, bisa saya lihat dengan jarak kurang dari 5 meter. Amazing banget lah pokoknya. Setelah itu saya hanya bisa screaming, ikut bernyanyi jika kebetulan saya hapal lyric nya, dan pastinya tidak berkedip mengagumi penampilan mereka. Padahal tau tidak, badan saya ini rasanya capek sekali. Rasanya sudah tidak kuat untuk berdiri dan ingin secepatnya merebahkan diri di kasur. Tapi ternyata mendengar dan menyaksika mereka bisa membuat saya bertahan disini.

Mereka juga cukup atraktif dengan penonton, selalu menyapa kami dan kadang-kadang mereka menginginkan kami untuk dapat berteriak supaya menambah ramai suasana yang memang sudah ramai. Senyuman tidak pernah lepas dari wajah mereka. Bahkan mereka juga bercerita tentang betapa antusiasnya mereka untuk datang ke Jakarta. Meski mereka juga mendengar kabar tentang bom di JW Marriott dan Ritz Carlton, kemudian mereka juga mendengar bahwa Manchester United membatalkan jadwal berkunjungnya ke Indonesia, tapi bagi mereka itu tidak meyurutkan niat VH untuk tetap ikut serta dalam JRL. Tepuk tangan dan teriakan penonton langsung terdengar begitu Matt selesai memberikan statement itu. Dalam hati saya, great Matt!

Sekali lagi kelemahan saya, tidak bisa mengingat berapa dan apa saja judul lagu yang mereka bawakan. Yang jelas, di tengah-tengah konser, Matt mengatakan akan membawakan lagu baru khusus untuk penonton JRL. Judulnya Save Me From my Self. Enak juga, easy listening gitu. Selain lagu-lagu dari beberapa album VH yang dibawakan, mereka juga tidak lupa mempertontonkan skill bermain musik dari masing-masing personel. Pembagian yang pas menurut saya, sehingga tidak terasa membosankan. Duh, saya sungguh-sungguh terpesona dengan penampilan dari VH ini, sampai-sampai saya tidak sadar jika Matt mengumumkan akan membawakan lagu terakhir. Dan bersamaan dengan itu lampu pangung dipadamkan dan para personel VH satu persatu keluar dari panggung. Kami sungguh terbengong-bengong untuk sepersekian detik. Dan karena lagu favorit kami belum dinyanyikan, spontan dari kami langsung berteriak, we want more, we want more, we want more.. tanpa lelah, tanpa berhenti.

Dan ternyata usaha kami berhasil. Entah karena ini bagian dari pertunjukan mereka atau karena mereka kasihan melihat tampang kami semua, tidak lama para personel VH mulai masuk lagi dan menyapa kami kembali. Matt menanyakan lagu apa yang kami inginkan mereka untuk bernyanyi. Serempak kami menjawab Best I’ve Ever Had. Dan mengalunlah suara merdu dari Matt. Kontan seluruh orang yang memadati lokasi JRL kompak menyayikan lagu yang memang sangat melegenda itu. Dan saya pun bisa melihat dari mimik personel VH, jika mereka sangat puas dengan pertunjukan ini. Karena sekali lagi, saya melihat senyuman tak pernah lepas dari mereka.

Mmm, rasanya sedih sekali ketika akhirnya Matt harus mengatakan bahwa mereka akan membawakan lagu terakhir. Benar-benar terakhir. Dan sebelumnya Matt juga sempat memuji jika Indonesia adalah negara yang sangat indah. Meski mereka baru pertama kali tampil dan datang ke Indonesia, mereka bilang, mereka sangat puas dan senang, dan berjanji akan kembali lagi kesini. Mereka juga bilang kalau orang Indonesia adalah orang yang sangat ramah. Hhm, apakah yang kau maksud itu adalah saya Matt?? Hehehehe..

Sekitar jam 1 kurang, VH benar-benar sudah hilang dari panggung, tinggal crew VH saja yang terlihat sedang membereskan peralatan musik. Puas, tidak, puas, tidak… jujur siy sebenarnya saya masih ingin menikmati penampilan dari VH lagi, rasanya betah berlama-lama berdiri di depan panggung tadi. Apalagi saya dapat tempat yang strategis, bisa bersandar di pagar pembatas. Kapan lagi ya bisa nonton grup band sekaliber dunia seperti ini? Gratis pula. Hihihi.

Saya dan Popoy kemudia nmemutuskan untuk langsung pulang, mengingat kami harus menyiapkan stamina yang lebih prima lagi, karena kami yakin besok akan ada pertunjukan yang lebih dahsyat dengan penonton yang lebih banyak pastinya. Sambil berjalan menuju parkir motor, saya kembali membahas masalah tiket yang tadi ditawarkan oleh orang-orang di depan pintu masuk. Kok saya jadi merasa aneh ya? Mereka berani menawarkan harga diskon sampai 50% dari harga resmi tiket. Padahal menurut logika saya, tiket sudah menggunakan barcode system, yang berarti sebelum diapprove oleh panitia JRL, nomor yang tercantum pada barcode sudah dimasukkan dalam data base mereka. Sehingga ketika kita datang dan barcode kita di scan, akan muncul verifikasi dari system yang mengatakan bahwa tiket kita valid. Jika tidak terdaftar maka tidak mungkin akan terverifikasi seperti itu. Atau misalnya kalau sampai terjadi double scan, maka yang kedua pasti juga akan denied. Betul tidak?

Kalau sampai mereka bisa menawarkan tiket dengan harga murah itu, apakah ada kemungkinan bahwa kita yang membeli dari mereka akan dibohongi? Jadi mereka bermodalkan tiket resmi, dan kemudian mereka perbanyak tiket itu. Bisa jadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun