Mohon tunggu...
Era Sofiyah
Era Sofiyah Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Buruh tulis

Hanya buruh tulis yang belajar tulus

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Kebermanfaatan ST2023, Merawat Asa Petani Sejahtera Menuju Lumbung Pangan Dunia

16 Juni 2023   11:22 Diperbarui: 16 Juni 2023   11:45 561
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: databooks.katadata.co.id

Pemerintah sebagai decission maker kebijakan pertanian butuh merancang strategi yang jitu untuk mewujudkan lumbung pangan dunia sekaligus menghadapi persoalan-persoalan di sektor pertanian ini, terutama karena ada sekitar 270 juta manusia yang harus dipastikan terpenuhi kebutuhan pangannya dan tercukupi kesejahteraannya. 

Hal tersebut dapat terwujud jika ditunjang oleh data dan informasi yang berkualitas. Sensus Pertanian 2023 (ST2023) ketujuh yang dilaksanakan pada 1 Juni-31 Juli 2023 merupakan momentum untuk memotret kondisi pertanian Indonesia secara komprehensif hingga wilayah administrasi terkecil. 

Melalui ST2023, BPS berupaya menyediakan data yang berkualitas demi mendukung pemerintah merencanakan, merumuskan, dan mengevaluasi kebijakan untuk menyejahterakan kaum petani. Sebagaimana amanat Undang-undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik, Sensus kali ini pun mengacu pada rekomendasi Organisasi Pangan Dunia atau Food and Agriculture Organization (FAO). 

Berbeda dari sensus sebelumnya tahun 2013,  sensus kali ini memasukkan subsektor baru yaitu jasa pertanian, seperti: melayani usaha di bidang pertanian. Jasa pertanian tanaman pangan / hortikultura / perkebunan, meliputi: jasa pengolahan lahan, penanaman, pemupukan, pengendalian jasad pengganggu, pemanenan, dan pasca panen. Dengan begini terdapat 7 subsektor yang akan dilakukan sensus yaitu, tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, perikanan, kehutanan, peternakan dan jasa pertanian.

Kemudian pada unit cakupan juga akan diperluas. Pada sensus sebelumnya hanya melakukan sensus pada rumah tangga tani, kali ini ditambahkan dengan unit usaha pertanian berbadan hukum dan usaha pertanian lainya seperti pesantren yang memiliki lahan.

Lebih lanjut,  Jika pada sensus  2013 menghasilkan data terkait petani gurem. Tahun ini akan ada perkembangan data terbaru yaitu data urban farming, semisal petani milenial yang ada diperkotaan.

Selain itu, dalam pendataan petani sendiri akan dilakukan lebih spesifik atau mendalam antara lain jenis tanaman, luas lahan, teknik budidaya, dan profil petani berbasis nama dan alamat. Termasuk model irigasi, status kepemilikan tanah, struktur demografi petani (mencakup petani milenial), serta informasi UMKM dan pelaku usaha di bidang pertanian. 

Seterusnya, pada sensus pertanian 2023 menggunakan tiga moda pendataan yaitu Paper Assisted Personal Interviewing (PAPI), Computer Assisted Personal Interviewing (CAPI), dan Computer Assisted Web  Interviewing (CAWI). Kalau tahun sebelumnya hanya satu moda dengan kertas kemudian lasngung di scan. Ketika di scan tergantung dengan tulisan petugas kejelasannya. Dengan metode teranyar ini, data yang dihasilkan pun akan lebih akurat meliputi, data pokok pertanian nasional, petani gurem, indikator SDGs pertanian, small scale food producer (petani skala kecil), dan data geospasial.

Bagi pelaku usaha pertanian, data yang bermutu akan sangat membantu untuk memproyeksikan potensi bisnis di masa depan sekaligus mendeteksi risiko yang mungkin timbul. Di samping itu, tersedianya data yang lengkap dan akurat tentang tren jenis tanaman pertanian, pola tanam, sebaran ketersediaan pupuk, penggunaan bahan kimia, dan sebagainya bisa menjadi basis evaluasi untuk menciptakan model usaha pertanian yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.

ST2023 juga memberi manfaat besar bagi para petani, khususnya petani milenial yang telah melek teknologi informasi dan komunikasi. Sebab, data dari ST2023 bisa dimanfaatkan secara optimal dengan bantuan kecerdasan buatan, pemetaan spasial, dan aplikasi analisis data untuk memprediksi pola dan tren pertanian modern yang akan datang. Termasuk untuk mengevaluasi sistem kerja yang telah dipraktikkan sebelumnya. 

Pada saatnya, ST2023, diharapkan dapat dipergunakan dengan baik sehingga dapat menajamkan penglihatan dan pendengaran pemerintah untuk menyelesaikan masalah kesejahteraan petani, sehingga marwah petani akan terangkat kembali seperti seharusnya, sesuai dengan julukan yang diberikan oleh presiden Ir. Soekarno pada tahun 1952 silam, yaitu Penyangga Tatanan Negara Indonesia. Tanpa sumbangsih petani, kita akan kesulitan memenuhi kebutuhan pangan, tatanan kehidupan negara pun tidak akan berjalan dengan baik, termasuk menjawab tantangan menjadi lumbung pangan dunia. Oleh karena itu, kesuksesan ST2023 merupakan tanggung jawab seluruh stakeholder pertanian, baik pemerintah, masyarakat tani dan juga sektor swasta yang bergerak di sektor pertanian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun