Terkait upaya penurunan emisi carbon, pemerintah Indonesia terus berupaya menekan emisi karbon dengan mendorong pemanfaatan energi baru dan terbarukan, kendati hingga kini sumber energi fosil masih mendominasi bauran energi nasional. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memperkirakan belum semua sektor dapat memenuhi target net zero emission atau netral karbon. Sayang, meski pemerintah telah mematok 2060 sebagai batas waktu pelaksanaannya. Setidaknya, sampai 2050 nanti Indonesia diperkirakan masih membutuhkan minyak dan gas bumi untuk mencukupi kebutuhan energi nasional.
Namun, yang menggembirakan kini sejumlah perusahaan swasta telah secara sukarela berinisiatif dan berkomitmen melakukan langkah-langkah nyata mendukung upaya pengurangan emisi karbon. Di antara perusahaan tersebut adalah perusahaan energi Indika Energy. Indika Energy Group sendiri, adalah salah satu perusahaan energi nasional dengan portofolio terdiversifikasi.
Untuk mencapai net-zero carbon emissions, setidaknya ada 3 strategi utama yang dilakukan oleh  Indika, yaitu teknologi, renewable energy, dan carbon offset.
Dalam hal pendekatan strategi melalui teknologi, perusahaan  melakukan berbagai upaya penambahan modal untuk peningkatan teknologi sehingga bisa beroperasi lebih efisien dan pada akhirnya mampu melakukan pengurangan emisi karbon.
Strategi kedua adalah renewable energy, Investasi dalam sumber energi terbarukan (misalnya, angin, matahari, dan air)
Strategi ketiga terkait Carbon Offset Program. Dalam strategi ini, Indika melakukan investasi untuk mengimbangi atau mengurangi emisi gas rumah kaca yang dihasilkan. Penyeimbangan karbon dapat dihasilkan dari program-program seperti reboisasi, pengelolaan pertanian, pengurangan metana, dan penangkapan karbon.
Melanjutkan komitmen nya serta dalam rangka memperingati hari jadi yang ke-21 pada 19 Oktober 2021 lalu, Indika Energy dan anak-anak usahanya melakukan penanaman 21.000 mangrove di area seluas lebih dari empat hektar (ha) di berbagai wilayah operasionalnya.
Penanaman 21.000 mangrove ini bertujuan untuk menjaga kelestarian lingkungan hidup dan mengurangi emisi karbon, sehingga abrasi laut dapat dicegah, emisi karbon dapat diserap lebih banyak, serta biota di sekitar pesisir semakin seimbang dan lestari.
Kegiatan penanaman mangrove dilakukan dengan melibatkan masyarakat dan kelompok usaha bersama setempat untuk menjaga dan memulihkan ekosistem di wilayah pesisir Kabupaten Paser dan Kariangau (Kalimantan Timur), Kabupaten Katingan (Kalimantan Tengah), Cilegon (Banten), dan Sorong (Papua Barat).