Mohon tunggu...
Rahmad Widada
Rahmad Widada Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis, penyunting buku. Publikasi: 1. Saussure untuk Sastra (metode kritik sastra). 2. Gadis-gadis Amangkurat (novel) 3. Jangan Kautulis Obituari Cinta (novel). 4. Guru Patriot: Biografi Ki Sarmidi Mangunsarkoro.

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Aku Membaca Maka Aku Bahagia

18 Oktober 2022   11:36 Diperbarui: 18 Oktober 2022   14:40 377
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Book. Sumber ilustrasi: Freepik

Sejak itu aku berkenalan dengan buku-buku bacaan yang lebih banyak, lebih beragam, dan tentu saja lebih bagus. Dari perpustakaan ini aku mengenal serial Lima Sekawan, Trio Detektif, Noni, Trio Tifa, dan banyak lagi. Kelak setelah di bangku SMP dan SMA dari perpustakaan keliling itu juga aku mengenal serial Lupus, Balada Si Roy, serial cerita detektif Agatha Christie, juga novel-novel populer semacam karya Mira W, Ashadi Siregar, atau Motinggo Busye.

Namun, tak hanya berkenalan dengan novel-novel populer, berkat bus biru-langit itu aku juga berkenalan dengan buku-buku bacaan yang tidak sekadar memberikan hiburan. 

Dari perpustakaan keliling itu aku mengenal karya-karya sastra yang bagus, buku-buku sejarah, sosial, atau budaya. Beberapa judul yang masih dapat kuingat adalah Lelaki Tua dan Laut karya Ernest Hemingway, Khotbah di Atas Bukit karya Kuntowijoyo, Anak Bajang Menggiring Angin karya Sindunata, Surat-surat Politik Iwan Simatupang, Catatan Seorang Demonstran tulisan Soe Hok Gie, Ilmu Negara karya Mac Iver, Pengantar Antropologi karya Koentjaraningrat.

Aku tidak tahu persis dorongan atau daya tarik apa yang membuatku membaca buku-buku itu. Mungkin koran-koran bekas edisi Minggu itulah yang memengaruhiku---sejumlah nama atau judul-judul itu mungkin pernah sekali kubaca dari sana. Perpustakaan keliling itu benar-benar membukakan cakrawala baru untukku. Sayangnya, perpustakaan keliling itu tidak lagi mengunjungi halaman balai desa kami setelah tahun 1991---saat aku mulai belajar di perguruan tinggi.

Membaca Karya-karya Sastra Indonesia di SMP dan SMA

Ketika mulai masuk SMP, hal pertama yang kubayangkan adalah kesenangan untuk dapat membawa pulang buku-buku cerita dari perpustakaannya yang jauh lebih besar dari perpustakaan SD-ku. Aku terutama berharap dapat membaca buku-buku cerita yang judul dan nama pengarangnya kudengar dihafalkan oleh kakak perempuanku yang belajar di Sekolah Pendidikan Guru. 

Aku masih ingat judul-judul dan nama pengarang itu karena selain mendengar kakakku menghafalkannya, aku pernah dimintanya untuk membantunya menghafal. Jadi, aku membacakan judul buku dari catatan kakakku, lalu dia harus menyebutkan nama pengarangnya. Atau sebaliknya, aku membacakan nama pengarang, lalu dia menyebutkan karya-karyanya. 

Oleh karena itu, masih kuingat betul pasangan judul dan pengarang itu: Sitti Nurbaya-Marah Rusli; Hulubalang Raja-Nur Sutan Iskandara; Layar Terkembang-STA; Salah Asuhan-Abdul Muis;  Anak Perawan di Sarang Penyamun-STA; Sukreni Gadis Bali-A.A. Panji Tisna;  Aki---Idrus; Pada Sebuah Kapal---N.H. Dini; dan seterusnya.

Mungkin karena judul-judul itu dibuat dengan pertimbangan yang sangat cermat oleh sang pengarang, dengan mendengarnya saja sudah terbayang dalam benakku akan cerita-cerita mengasyikkan di dalamnya. Judul-judul itu membuatku penasaran sehingga saat aku masuk SMP, aku ingin menemukan buku-buku cerita yang judulnya dihafalkan kakakku itu.

Oleh karena itu, aku begitu gembiranya ketika menemukan judul-judul itu dalam katalog perpustakaan SMP-ku. Sebagian besar buku-buku itu kemudian benar-benar kubaca sebab selain didorong oleh rasa penasaran, guru bahasa Indonesia kami juga menganjurkan untuk membaca buku-buku tersebut. 

Dalam hal ini aku beruntung karena guru bahasa Indonesia kami adalah seorang pembaca sastra. Beliau sering menceritakan fragmen-fragmen yang menarik dari sebuah novel atau roman yang disebut dalam pelajaran bahasa Indonesia. Aku ingat beliau bahkan pernah membacakan sebuah cerpen di depan kelas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun