Mohon tunggu...
EquaLaws Consultant
EquaLaws Consultant Mohon Tunggu... profesional -

The Counselor II Non partisan II Dalam keadilan, ada kebenaran... #Salam keadilan... ;)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[Fiksi Fantasi] Insane in The Main Brain

18 September 2014   03:38 Diperbarui: 18 Juni 2015   00:22 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Seperti biasa Eric beranjak dari tempat tidurnya pukul setengah lima pagi ini. Kebetulan ia tinggal di apartemen di daerah Senopati, dekat dengan kantornya di kawasan Sudirman Central Business District. Tak lupa ia mandi dan segera sarapan sambil melihat berita pagi di televisi, serta membaca harian Kompas. Eric meski hidup di zaman serba hi-tech, tetap menyukai membaca berita melalui media cetak. Baginya media cetak, lebih mengungkapkan informasi yang lebih details dibandingkan dengan berita yang ia lahap melalui selularnya. Biasanya ia melahap berita-berita hukum, politik dan ekonomi. Sesekali membaca travelling dan fiksi guna hiburan hatinya.

Setelah puas bermain-main dengan bacaannya, Eric menuju kantornya dengan kendaraan yang ia kagumi beberapa tahun lalu. Ia segera menaiki Kawasaki Ninja 250cc berwarna hijau metalik. Tidak peduli dengan pandangan beberapa koleganya, mengenai ia tidak membeli mobil terlebih dahulu. Baginya Ninja sudah lebih dari cukup dan bila ada keperluan klien yang perlu menggunakan mobil, maka ia tinggal menyewa mobil yang kemudian biaya sewa tersebut dibebankan pada biaya operasional ke kliennya. Cukup fair baginya dan kliennya selama ini.

Tepat pukul setengah delapan pagi, Eric sampai di kantornya. Seperti biasa, Sisca selaku personal assistant-nya telah datang lebih pagi darinya. Sisca adalah sarjana muda jurusan sekretaris yang sudah lima tahun bekerja pada kantornya. Sisca juga mempunyai gelar sarjana hukum yang kuliahnya dibiayai oleh Eric lima tahun yang lalu. Berusia dua puluh delapan tahun dan baru saja kandas hubungannya dengan tunangannya. Dikarenakan tunangan Sisca tidak memahami pekerjaan staf hukum yang sering kali pulang pukul dua dini hari, terlebih bila ada project LDD, serta pendampingan perusahaan-perusahaan besar.

“Pagi, Pak,” sambut Sisca dengan wajah berseri kepada Eric. “Pagi, Sisca. Hari ini jadwal saya apa saja ya, Sis? Tolong ke ruangan saya ya. Makasih,” ujar Eric. Seketika Sisca yang sudah siap dengan catatan jadwal Eric segera memasuki ruangan Eric. Setelah Sisca menjelaskan jadwal Eric, tak lupa ia memberitahukan pimpinannya itu. “Oh iya, Pak. Bapak ada janji lunch dengan Ibu Aulia di restoran daerah Senopati.” “Baik Sisca, terima kasih ya,” balas Eric dan Sisca pun membalasnya dengan sebuah senyuman yang selalu membuat Eric terkesima.

Setelah selesai urusan di kantornya, Eric langsung menuju ke restoran di daerah Senopati dengan Ninja kesayangannya. Sesampainya di sana ternyata Aulia telah sampai terlebih dahulu. Setelah bersama Aulia, mereka bersalaman kemudian saling berbasa-basi, memuji satu sama lain dan akhirnya memesan serta menikmati makan siang mereka. “Sekiranya apa yang bisa saya bantu nih, Mbak? Sampai Mbak WhatsApp saya semalam,” ujar Eric.

Aulia ternyata selama ini memendam kekaguman terhadap pengacaranya. Setiap waktu yang ia habiskan bersama Eric, selalu ia nikmati, meski Eric hanya membantu dalam proses permohonan perceraian yang diajukan Fahri. Aulia senantiasa berpikir dan ia lupa dengan tujuannya. Akhir-akhir ini ia senantiasa berpikir seandainya Eric ada di sisinya.

“Setelah aku pertimbangkan semalam. Akhirnya aku tidak berkeberatan jika bercerai dengan Mas Fahri”, ujar Aulia dengan singkatnya. “Namun satu hal yang perlu kamu ketahui, Mas. Selama ini aku pun memendam perasaan terhadapmu.” Eric hampir tersedak dibuatnya dan berujar dalam hati, “Seandainya.”

RS Gangguan Kejiwaan, pukul 08.00 WIB

“Badu, cepatlah kau minum obatnya. Bukannya engkau ingin sembuh dan menikahi Aulia-mu itu,” ujar petugas Rumah Sakit.

NB : Untuk membaca karya peserta lain silahkan menuju akun Fiksiana Community.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun