Mohon tunggu...
Fajar Perada
Fajar Perada Mohon Tunggu... Jurnalis - seorang jurnalis independen
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pernah bekerja di perusahaan surat kabar di Semarang, Jawa Tengah

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Golkar Besar Jika Pendukung Bamsoet Insyaf

29 November 2019   13:18 Diperbarui: 29 November 2019   13:39 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Logo Partai Golongan Karya (foto: golkarpedia.com)


Munas Golkar minggu depan bisa menjadi titik tolak partai beringin sebagai partai besar di Indonesia. Pemilihan Ketua Umum Partai Golkar yang mulus tanpa gaduh akan membuat sejuk di internal partai. Bahkan bisa ikut menyejukkan kondisi politik di Tanah Air.

Sebaliknya, jika gaduh bahkan muncul munas Golkar tandingan, maka negara akan ikut ribut. Pasalnya, negara atau Kemenkumham harus turut campur tangan guna menentukan Golkar mana yang diakui. Energi akan Terbuang percuma jika internal Golkar harus bertikai memperebutkan siapa yang paling sahih untuk memimpin Golkar.

Kubu Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto, yang saat ini memimpin dalam perolehan dukungan, besar kemungkinan yang akan menang. Sebaliknya kubu di luar Airlangga, yang dimotori Bambang Soesatyo, Wakorbid Pratama Partai Golkar, kemungkinan akan tersingkir.
Jika sakit hati parah yang mereka rasakan, bisa jadi akan muncul partai baru, Entah apa namanya. Ini tentu saja akan berakibat signifikan terhadap Golkar sebagai induk aslinya.

Ingat, selama ini Golkar sudah pecah berkali-kali dan menghasilkan sejumlah partai besar. Mulai dari partai Gerindra yang dimotori Prabowo Subianto, hingga Partai Nasdem yang digawangi oleh Surya Paloh. Jika masih ditambah PKPI dan Partai Hanura yang dulu embrionya juga berasal dari Golkar, maka sejatinya banyak sekali sempalan partai ini.

Andai semua partai itu dikumpulkan lagi, betapa besarnya Golkar. Namun cerita lama itu tak bisa diulang lagi. Namun cerita baru partai pecahan Golkar bisa muncul lagi.

Tanda-tanda itu muncul saat kubu Bamsoet dan para loyalisnya, ingin membuat Munas Golkar tandingan. Kalau mereka ngotot dan kalah di depan hukum, bisa jadi akan kabur membuat partai baru.

Bahkan Indra Bambang Utoyo dan Ridwan Hisjam, balon lain ingin memperkarakan lewat jalur hukum, jika aturan Munas Golkar tetap digelar dengan sejumlah aturan yang ada saat ini. Ini tentu tak baik untuk Golkar.

Ini tentu sangat disayangkan. Niat Airlangga Hartarto untuk membenahi Golkar lewat menjaga kekompakan akan luluh. Para pihak di internal Golkar yang berseberangan hendaknya bisa menahan diri.

Kader Bosan Pecah

Kader Golkar di daerah sudah mengaku lelah dengan perpecahan di Golkar. "Kami sudah lelah menghadapi perpecahan, kami ingin Golkar besar lagi," kata Sahat Simanjuntak, Sekretaris DPD 1 Golkar Jatim.

Hal sama juga muncul dari I Gede Sumarjaya Linggih, plt Ketua DPD 1 Bali. "Masih ada Munas 2024, sebaiknya Bamsoet bertarung di sana saja. Saat ini kita konsolidasi untuk membesarkan Golkar dulu," kata Demer Linggih, sapaan akrabnya.

Kini saatnya kader-kader Golkar merapatkan barisan. Kepentingan partai dan masing-masing faksi yang ada di dalamnya bisa dibicarakan secara demokratis. Kubu Bamsoet harus bisa menghormati kesepakatan mendukung Airlangga seperti yang mereka janjikan.

Jangan membuat tuduhan-tuduhan lewat media yang kini mengesankan Golkar gaduh dan pecah. Masyarakat kini melihat dan akan mencatat atraksi politik para petualang di Golkar itu. Sekedar berharap agar para pendukung Bamsoet sadar untuk insyaf dan kembali ke jalan benar memang sulit. Tapi himbauan ini layak untuk dilayangkan, agar mereka bisa insyaf.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun