Munas Golkar minggu depan bisa menjadi titik tolak partai beringin sebagai partai besar di Indonesia. Pemilihan Ketua Umum Partai Golkar yang mulus tanpa gaduh akan membuat sejuk di internal partai. Bahkan bisa ikut menyejukkan kondisi politik di Tanah Air.
Sebaliknya, jika gaduh bahkan muncul munas Golkar tandingan, maka negara akan ikut ribut. Pasalnya, negara atau Kemenkumham harus turut campur tangan guna menentukan Golkar mana yang diakui. Energi akan Terbuang percuma jika internal Golkar harus bertikai memperebutkan siapa yang paling sahih untuk memimpin Golkar.
Kubu Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto, yang saat ini memimpin dalam perolehan dukungan, besar kemungkinan yang akan menang. Sebaliknya kubu di luar Airlangga, yang dimotori Bambang Soesatyo, Wakorbid Pratama Partai Golkar, kemungkinan akan tersingkir.
Jika sakit hati parah yang mereka rasakan, bisa jadi akan muncul partai baru, Entah apa namanya. Ini tentu saja akan berakibat signifikan terhadap Golkar sebagai induk aslinya.
Ingat, selama ini Golkar sudah pecah berkali-kali dan menghasilkan sejumlah partai besar. Mulai dari partai Gerindra yang dimotori Prabowo Subianto, hingga Partai Nasdem yang digawangi oleh Surya Paloh. Jika masih ditambah PKPI dan Partai Hanura yang dulu embrionya juga berasal dari Golkar, maka sejatinya banyak sekali sempalan partai ini.
Andai semua partai itu dikumpulkan lagi, betapa besarnya Golkar. Namun cerita lama itu tak bisa diulang lagi. Namun cerita baru partai pecahan Golkar bisa muncul lagi.
Tanda-tanda itu muncul saat kubu Bamsoet dan para loyalisnya, ingin membuat Munas Golkar tandingan. Kalau mereka ngotot dan kalah di depan hukum, bisa jadi akan kabur membuat partai baru.
Bahkan Indra Bambang Utoyo dan Ridwan Hisjam, balon lain ingin memperkarakan lewat jalur hukum, jika aturan Munas Golkar tetap digelar dengan sejumlah aturan yang ada saat ini. Ini tentu tak baik untuk Golkar.
Ini tentu sangat disayangkan. Niat Airlangga Hartarto untuk membenahi Golkar lewat menjaga kekompakan akan luluh. Para pihak di internal Golkar yang berseberangan hendaknya bisa menahan diri.
Kader Bosan Pecah
Kader Golkar di daerah sudah mengaku lelah dengan perpecahan di Golkar. "Kami sudah lelah menghadapi perpecahan, kami ingin Golkar besar lagi," kata Sahat Simanjuntak, Sekretaris DPD 1 Golkar Jatim.