Mohon tunggu...
epul katama
epul katama Mohon Tunggu... -

Menapaki jejak kaki sendiri, . .

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Senandung Hati Zahra

29 April 2011   02:54 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:16 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Benar juga katanya, Cinta itu fitrah, cinta itu ada, semua manusia yang hidup pasti merasakannya, hanya kita harus pandai-pandai memilih dan memilah, agar langkah yang kita jalani diridloi Allah, aku semakin mengerti, aku semakin faham.

Langit Madura malam ini tampak begitu cerah, bintang bertaburan, temaram cahaya rembulan yang seperempat pun ikut menghiasi pemandangan jagat raya, udara malam berhembus, masih hangat, bekas panasnya Madura di siang hari,  para santri masih khusyu dengan ayat-ayat-Nya, beberapa bawalis (jaga malam) mulai berdatangan ke pos-pos yang ditentukan. Aku dengan Saidah duduk-duduk di depan asrama, menghadap ke arah masjid, pemandangan Masjid Jami’e dimalam hari melengkapi keindahan alam. Subhanallah.

“Ukhti (saudara perempuanku) sudah siap untuk dikhitbah,?” Saidah mengawali obrolan, aku setengah kaget dengan pertanyaan yang dilontarkannya, kali ini.

“aku belum tau Saidah,” jawabku ragu.

“nikah,?” tanyanya kembali.

“Lho, kamu ini, di Khitbah aja aku ragu, apalagi untuk nikah,”

“Tapi kan Ukhti sudah cukup dan siap segalanya,”

‘Iya sikh, apalagi Ummi selalu menanyakan hal itu kepadaku, aku jadi bingung Saidah,”

“Aku kira Fathur lelaki baik ukhti,,, walaupun sepertinya lebih muda dari ukhti,”

Zahra tersenyum, malam itu kebimbangannya semakin memudar, apalagi keresahan hatinya tentang Cinta, setiap waktu, ia selalu meyakinkan diri, bahwa suatu saat nanti Fathur melamarnya, dan akan menjadi pendamping hidupnya, itulah Cinta.

“Ustadzah Zahra,,,” panggil salah seorang santriwati, mendekat dengan tergesa

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun