Puisi : Edy Priyatna
Angin mendesah menghela sepi
menanti senja pada penghujung mentari
menentang surya membawa resah cuaca
terlampau jauh pada jejak kota
sebelum petang datang membayang
kota semakin gerah untuk berpikir
lalu turun hujan menyirami dengan doa
dan gagu zikirku menelan sesuatu
Udara mendesau menganjur sunyi
orang suntuk terus menunduk
sepertinya perlu tengkuluk untuk berteduh
pada burung berterbangan memutar
rasanya ingin membawa diri berlayar
pusar angin senja di sela rasa ada dan tiada
untuk memanggil segala bentuk keanggunan
rekam cakrawala jadi sesapan terbuka
Harapan mendesah menarik tenang
dengan lantang ia mengeja tanda dunia
senja telah mengusik muram selat melaka
semua terbaca segalanya terkata
tak mengenal diri telah hilang diujung berpikir
maka siapa mendengarkan keluh menuju hening Â
tak lagi menangisi kehilangan suara desirnya
pohon rindu di tempat kita mengadu   Â
(Malaysia, 28 Juni 2019)Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H