Mohon tunggu...
Edy Priyatna
Edy Priyatna Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Kata yang indah adalah keluar dari mulut manismu............... Buku GEMPA, SINGGAH KE DESA RANGKAT, BUKU PERTAMA DI DESA RANGKAT.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Melaka

6 Juli 2019   10:31 Diperbarui: 6 Juli 2019   11:03 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi : Edy Priyatna

Angin mendesah menghela sepi

menanti senja pada penghujung mentari

menentang surya membawa resah cuaca

terlampau jauh pada jejak kota

sebelum petang datang membayang

kota semakin gerah untuk berpikir

lalu turun hujan menyirami dengan doa

dan gagu zikirku menelan sesuatu

Udara mendesau menganjur sunyi

orang suntuk terus menunduk

sepertinya perlu tengkuluk untuk berteduh

pada burung berterbangan memutar

rasanya ingin membawa diri berlayar

pusar angin senja di sela rasa ada dan tiada

untuk memanggil segala bentuk keanggunan

rekam cakrawala jadi sesapan terbuka

Harapan mendesah menarik tenang

dengan lantang ia mengeja tanda dunia

senja telah mengusik muram selat melaka

semua terbaca segalanya terkata

tak mengenal diri telah hilang diujung berpikir

maka siapa mendengarkan keluh menuju hening  

tak lagi menangisi kehilangan suara desirnya

pohon rindu di tempat kita mengadu     

(Malaysia, 28 Juni 2019) 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun