Mohon tunggu...
Edy Priyatna
Edy Priyatna Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Kata yang indah adalah keluar dari mulut manismu............... Buku GEMPA, SINGGAH KE DESA RANGKAT, BUKU PERTAMA DI DESA RANGKAT.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

[RoseRTC] Terai Sesudah Menikmati Kesejukan

17 September 2016   12:16 Diperbarui: 17 September 2016   12:24 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Terai Sesudah Menikmati Kesejukan 
Puisi : Edy Priyatna

 

Berkualitas gelap tangannya berdarah dalam menuntut rasa 

kemanusiaan dan insani penuh perjuangan hidup hingga mati 

setiap petaka bantuan datang bagi rakyat sebilang itu sakinah

kebahagiaan pemimpin tiba masuk kedalam kalbu nan resah

 

Beban senyum besar para pemimpin ada tangisan kecil kaum 

saat epidemi tiba dari muka hingga kebatas saat pula desersi 

penyelewengan naik ke permukaan hati ini ingin menjerit hari

hari tanpa harus mengejar dengan berlari tanpa terasa bumi 

 

Berputar pada porosnya membawa harapan kian jauh serap

suasana menembus mega putih di langit biru dengan bergulir 

secara tak pasti maju mundur tiada henti melahirkan tumang

kecemasan hati petang malam sunyi memberi gelisah gelap

 

Saat rembulan membentuk sabit terkebat dalam perang pena

garis hidup terus menjulang siang gersang memberi baskara

tanda saat matahari menelan waktu setelah menikmati dingin

kesejukan menjadi bagian dari sebuah keluarga ketenangan 

 

Mendadak menjadi membabi buta tak dinyana terjadi tekanan 

kemudian menahan kerinduan pada bunda dan buah jantung 

keluarga merubah diri menjadi pilu kesedihan melekat tanpa 

terai sesudah menikmati kesejukan air mata selalu berderai

 

(Pondok Petir,17 September 2016)


 

Catatan : Karya ini orisinil dan belum pernah dipublikasikan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun