Mohon tunggu...
Edy Priyatna
Edy Priyatna Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Kata yang indah adalah keluar dari mulut manismu............... Buku GEMPA, SINGGAH KE DESA RANGKAT, BUKU PERTAMA DI DESA RANGKAT.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

[Bulan Kemerdekaan RTC] Sang Bulan Masih Tertidur Samar Diatas

18 Agustus 2016   18:48 Diperbarui: 18 Agustus 2016   19:07 3
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[Bulan Kemerdekaan RTC] Sang Bulan Masih Tertidur Samar Diatas 

Puisi : Edy Priyatna

 

Tersentuk pandangan pada kasat mata para pejuang datang mereka 

demi sesuap nasi telah kembali dengantanda janur kuning jiwa merah 

aku tetap merdeka berdiri sendiri bebas akhirnya aku ingin merdeka 

indonesia merdeka sampai kapanpun tanpa ada batas berkata bangsa

kesukacitaan dalam ada kesusahan pada suka terbesit kesengsaraan 

tetapi hidup senja kulihat rembulan persis diatas kepala menengadah 

wajahnya bulat menyinari kampung halaman pondok lama kupandang 

bulatnya sangat berbeda dengan bulan lalu melintas lamban digubugku 

mengingatkan perbincangan saat sinarnya memecah kesunyian murni

kemudian disambut lalu disambut beribu bintang tidak untuk disesali 

bagi desa itu tambak kamu tersenyum dipekarangan rumputan hijau  

aku sambut cepat berseri mengalir dasar suara tangis menggema rasa 

 

Selalu mencekam banyak korban jatuh tak mengenal rasa lelah lamban

takkan pernah lusuh tiada lagi lemah akan menjadi layu dan tak lekang 

waktu terik deru debu santapan kami walau setiap hari mencari rejeki 

ketika terus meluncur lumpur terus menjulang mengangkat membawa

menghormati raja penguasa menghilang bersama tongkat kelompok 

desa telaga mata air menjadi rata gemuruh mencekik rakyat dari buku

rekata kadang berteriak dalam sunyi selalu menanti pengurus pionir 

semua ini waktu malam mulai mengkelam kumenanti datang bintang 

walaupun sang bulan masih tertidur samar diatas terlihat titik pendar 

cahaya membuat hati suka cakrawala terkadang tak seindah tergambar 

dalam gulungan kerap bulan-bulanan saat epidemi tiba tahu beritanya

dari hadapan hingga ke batas pula penyelewengan naik kepermukaan  

 

(Pondok Petir, 18 Agustus 2016)

[caption caption="cap"][/caption] 

 

Catatan : Karya ini orisinil dan belum pernah dipublikasikan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun