Mohon tunggu...
Edy Priyatna
Edy Priyatna Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Kata yang indah adalah keluar dari mulut manismu............... Buku GEMPA, SINGGAH KE DESA RANGKAT, BUKU PERTAMA DI DESA RANGKAT.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Setakat Hilanglah Seluruhnya

15 Agustus 2016   21:59 Diperbarui: 15 Agustus 2016   22:13 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Melintas tampak terlihat para pendengar terdampar terbawa banjir  

cairan asal sementara gelap suasana muram lubuk putihnya telah  

dahsyatnya telah membias mundur tak terlintang mega kelimut 

setumpu langit bergaris bening lubangnya kering tak beruap lagi 

kini aku sangat rindu ronamu bilakah kau akan tiba ketika lawas 

Terhadap lagu birokrat dalam lagunya sandiwara nan selalu uber 

menayang putaran para karyawan bersuka senyampang pembantai 

santai di sondai terayun dalam kesenangan solo di pinggir desa

formatmu kini terjatuh di benua birammu ada di batu tanah sangar 

tersayat kompres di hujani bagasi lama namamu sering dipanggil

Karena mentari tak dapat merajahmu setakat hilanglah seluruhnya 

kemuliaan dan kreativitas saban hari aku selalu kepercayaanmu 

sedia lama hujanpun tak pernah singgah nurani tak mengelukkan

wahai para pengurus sedang adakah rasa bergaul selagi logika 

masih belum tewas perbaiki asa hati dampak abrasi barangkali  

(Pondok Petir, 11 Agustus 2016)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun