Puisi : Edy Priyatna
Â
Waktu ini kutahu karena cintaku masih ada cinta putihku dari tuhanÂ
bagi hambanya matahari melumat tubuh menyorotkan cahaya sinar
kecuali aku tahu bahwa kau telah tahu terlintas rasa resah gelisah
menghantui sesaat terluput oleh gundah gulana tatkala keraguan
kegelisahan kalbu genahar mulai keludorongan mulai lamban diri
sampel usang rakyat hina tinggal adakah rasa berbaur demi logikaÂ
Â
Masih belum tewas perhalus asa hati dampak pengikisan murahÂ
kesibukan mulai terhenti tiba kecenderungan berhubung muncul
ada tiba dibelakangmu demi ada lain menantimu di kaki bukit akuÂ
adalah keinginan belas sayang semu nyata nurani takkan melogam
menerka mengoncangkan nurani bersamaan gempa terjadi hari ini
pada hari ini mencatat dengan nyata tindakan para pejabat setempat
Â
Mentari melumat tubuh menyinarkan cahaya pendar mengikhlaskanÂ
isi jiwa serentak menghitung dengan pasti permintaan mampir ruangÂ
menghasilkan banyak petunjuk kemarin jutaan rakyat dicuri pulsanyaÂ
kemarin semua orang biasa dirampok oleh para pejabat sekalianÂ
cenganglah karena penghuni kecil butuh rezeki tanggapan dialogÂ
bersenang hati tengah didengar secara cermat menjadi rahmatÂ
Â
(Pondok Petir, 03 Juli 2016)